Kamis, 08 Desember 2022

Trauma Itu Tidak Ada

 

Bacaan 12-21


    Pada bacaan dan buku ini,sebenarnya tidak mudah menunangkan apa yang kita dapat didalam kata-kata,karna isinya megadung dialog dan bukan pembahasan,tetapi walaupun begitu itu yang membuat buku ini terasa masuk ke dalam bahasan tersebut.

Di jelaskan dalam teori psikologi Adler,trauma secara definitif tidak diterima.Gagasan freud ialah bahwa luka batin seseorang(trauma) menyebabikan ketidakbahagiaannya saat ini.

Tapi Aldler,yang menolak alasan trauma tersebut menyatakan sebagai beriku:”Tidak ada pengalaman yang dengan sendirinya menyebabkan keberhasilan atau kegagalan kita.Kita tidak menderita syok akkibat pengalaman kita-yang dinamakan truma-namun sebaliknya,kita mengartikannya sesuai dengan tujuan kita.Kita tidak ditentukan oleh pengalaman kita,namun arti yang kita berikan pada pengalaman-pengalaman itu menentukan dengan sendirinya.”

Bahwa tidak ada yang benar-benar ditentukan oleh perngaruh tersebut.Kita menentukan hidup kita sendiri menurut makna yang kita berikan pada pengalaman di masa lalu.

Atau yang kita pilih sendiri,da kitalah yang bisa memutuskan bagaimana cara menjalani hidup.

Trauma ini tetap saja tujuan adalah berpikir dengan cara demikian,Tujuan mendesak baarangkali adalah tujuan untuk “tidak keluar”.Kita tetap menciptakan rasa cemas dan takut sebagai alasan untuk tinggal didalam trauma tersebut.

 

Berlanjut pada bahasan selanjutnya

Manusia Menciptakan Amarah

Setiap pelangaran yang dilakukan karena emosi bisa disalahkan pada emosi itu sendiri,dan tak lagi mejadi tanggung jawab orang tersebut sebab,pada dasarnya ,engkau mengatakan bahwa manusia tidak bisa mengendalikan emosi.Kita tidak meledak marah lalu berteriak,tetapi kita justru marah 

Foto tanaman hari ini:

Rabu, 07 Desember 2022

Berani Tidak disukai

 

Bacaan:1-12

Ini adalah buku yang saya beli setelah selesai membaca buku yang berjudul Filosofi Teras,dan saya membeli ini pada hari sabtu lalu,pada tanggal 9 desember,saya berniatan membeli pada minggu depannya lagi,tetapi ya....,saya sering bosan dan tidak ada buku yang bisa di baca,ada tapi palingan ya buku tutorial masak.Saya membeli buku ini digramedia dengan harga 98.000 dan di diskon hingga 83.000.Sebelum masuk,sejauh yang saya baca,buku ini berisi percakapan yang ditulis,tidak seperti FIlosofi teras yang sebelumnya berisi pengenalan dan pembahasan dan pendalaman mengenai stoisme,pada buku filosofi ini berisi dialog antara orang pertama dengan orang lainnya.

Mengapa Manusia Bisa Berubah?

Manusia berubah karena sebab akibat dari masalalu,itulah yang saya ambil setelah mencerna perdebatan dalam buku ini.Ya sangat singkat bukan tetapi kita harus tau faktor  kenapa manusia tidak bisa berubah,jawabanya simple,karna dia menolak untuk berubah.Kok bisa? manusia membuat kecemasan yang membuat ia tak ingin berubah,takut adalah mencoba dan melakukan adalah hal yang membuat manusia tidak bisa berubah.Banyak orang yang bertahun tahun mempunyai mimpi tetapi mereka tidak melakukan 1% pun proses untuk mendapatkan impian tersebut,mereka membuat kecemasan agar diri mereka tidak ingin berubah.Berubah mulai dari diri sendiri,bukan orang lain.


Foto tomat hari ini:


Refleksi hari ini:

Hari ini saya belajar bahwa untuk mencapai suatu tujuan itu tidaklah mudah. Butuh perjuangan yang besar di dalamnya.Saya merasa bahwa saya bisa melakukan perjuangan yang besar tersebut,tentunya dengan mengorbankan waktu dan banyak hal yang anak muda lakukan,dan saya tunda demi masa depan saya

Selasa, 06 Desember 2022

Tga-DIsiplin

 



Bacaan:248-251

Filosofi teras mengenal tiga disiplin yang harus terus menerun dilatih oleh prokopton,dan ini bisa menjadi intisari dari way of life Stoisme:

1.Discipline Of Desire.Disiplin keinginan.Kita semua harus bisa mengendalikan keinginan,ambisi,dan nafsu kita,dan menghindari mengingini hal-hal yang ada diluar kendali kita.Melatih pertimbangan,nalar,dan Tindakan kita sendiri adalah hal-hal yang baik untuk diingini.

Bisa menerima hal-hal diluar kendali kita.Keutamaan yang relevan di sini adalah keberanian dan menahan diri.

 

2.Dicipline of Action.Disiplin Tindakan/perilaku adalah bagaimana kita berhubungan dengan manusia lain.Bagaimana kita memperlakukan manusia lain dengan selayaknya mereka berhak diberlakukan.

 

3.Dicipline of Assent/judgement.Disiplin ini menyangkut kemampuan kita mengendalikan opini,interprestasi,value,judgement.Jika kita melihat atau mengalami sebuah peristiwa atau perlakuan dari orang lain,apakah kita cepat terbawa interprestasi yang salah dan terus arut dalam emosi negative,atau kita mampu memisahkan hal yang fakta dari opini/penilaian subjektif kita.Virtue yang diterapkan adalah kebijaksanaan(wisdom).

 

Dengan mengendalikan keinginan kita tas hal-hal yang sebenarnya tidak di bawah kendali kita,hal ini bisa membantu mengurangi rasa kekhawatiran yang tidak perlu.Dan, energi mental yang “dibebaskan” bisa dialokasikan ke hal-hal yang lebih berguna dan dibawah kendali kita.Stoisme adalah filosofi mati jika tanpa praktik nyata.Stoisme menjadikan kita sadar/awas akan hal-hal yang otomati sterjadi,dan mengubah perilaku sadar menjadi otomatis(kebiasaan).Maksudnya adalah selama ini emosi negative muncul secara otomatis di hidup kita.Kita merasa khawatir ,takut,kecewa,marah,dan lain-lain tanpa pernah memikirkan prosesnya.

 

Stoisme mengajarkan bahwa kita mampu mengidentifikasi pikiran di balik emosi negative ini,dan kemudian menghentikan atau mengubahnya.Ini yang dimaksud dengan making the automatic conscious.

“Jika saya berkata pada seorang atlet ‘coba tunjukan otot bahumu’ ,dan ia menjawab dengan’Lihatlha besi-besi beban saya’,saya akan mengatakan,’Enyahlah kau dengan semua besi bebanmu!’saya tidak ingin melihat besi bebanmu,tetapi hasil apa yang sudah kamu dapatkan dengan menggunakan besi beban itu.”-Epictetus(Discourses).


Foto tomat hari ini:



Senin, 05 Desember 2022

Penutup

 

Bacaan:243-249
Tidak terasa buku ini telah masuk ke bab akhir,yaitu penutup,kurang dari 90 halaman lagi dan buku ini akan selesai.

Buku yang bisa membuat saya menjadi seorang yang lebih baik,yaitu dengan mengendalikan interprestasi kita,karena buku ini juga,saya memutuskan membeli buku lagi untuk mendukung kehidupan saya dan mengembangkannya,bahkan saya merasa lebih berguna dengan membuat blog ini,seakan saya telah menolong orang lain.

"Kebahagiaan" tidak bisa dijadikan "tujuan".tetapi ia hanyalha efek samping." 

Seperti inilah yang ditulis di buku filosofi teras ini.dijelaskan bahwa kebahagiaan ialah adalah sebuah kondisi mental,a state of mind,yang abstrak,tidak bisa diidentifikasikan,sampai saat kita merasakannya.Kebahagiaan adalah efek samping ketika seseorang memaknai hidupnya sendiri,dan merai makna itu.

Stoisme membantu kita menyingkirkan hambatan-hambatan yang ada di pikiran kita,sehingga kita lebih bebas  mengejar makna dan tujuan hidup yang kita tentukan sendiri.

Dengan memahami dikotomi kendali,kita belajar iklhas dan tidak meresahkan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.Kita belajar mengendalikan interprestasi atas semua kejadian di dalam hidup kita,sehingga kita tidak menjadi reaktif  terus terhadap situasi.

Filosofi teras bisa diartikan "mencintai kebijaksanaan".Bagi para filsuf stoa  tidaklha cukup hanya dengan memahami filsafat saja,tetapi filsafat harus diterapkan dalam hidup nyata.

Stoisme adalah sebuah laku hidup,cara hidup,bagaikan para pekerja konstruksi setiap hari menggunakan ototnya dalam seluruh aktifitas mereka.

Praktik Stoisme sebagai sebuah perjalanan terus menerus untuk menjadi manusia yang lebih baik,bukan sebuah kondisi instan.


Foto Tanaman hari ini:

Hasil Refleksi hari ini:

Jumat, 02 Desember 2022

Tentang Kematian

 

Bacaan:232-241

Segala ketakutan manusia akan kematian disebabkan bukan karena kematian itu sendiri, tetapi anggapan dan gambaran kita mengenai kematian.

Sejak dahulu manusia terobsesi dengan umur panjang.Bahkan lagu selamat ulang tahun Indonesia juga dimulai dengan "panjang umurnya..panjang umurnya..." Di dalam stoisme,yang penting bukanlha umur yang panjang tetapi seberapa kualitas hidup yang kita miliki.


"Hidup ini panjang jika kita tahu bagaimana menggunakannya.....Kita tidak diberikan hidup yang pendek,tetapi kitalha yang mejadikannya pendek...,dan terbuang untuk hal-hal sia sia" --Seneca.


Hidup bisa begitu banyak menghabiskan di dalam emosi negatif.kekhawatiran yang sia-sia akan hal-hal duluar kendali kita,sehingga perhatian kita justru teralihkan dari hal-hal yang lebih penting.

Yang jadi persoalan bukanlha panjang dari hidup itu,tetapi kualitas dari hidup itu sendiri.Percuma kita di berikan 100tahun kehidupan ,jika isinya hanya cemas,khawatir,iri,marah,mengejar hal-hal diluar kendali kita,dan kita tidak mengasah kebijaksanaan ,keberanian,menahan diri,dan keadilan.


Kesia-siaan kenangan

Begitu banyak orang ingin agar namanya terkenal dan dikenang seluruh negri.Stoisme mengajarkan bahwa ketenaran sesungguhnya adalah hal yang sangat sementara sifatnya,dan karenanya,patut dipertanyakan apakah layak dikejar mati-matian.

Seorang Marcus Aurelius menyadari bahwa ini semua adalah ilusi.Pada akhirnya,kita semua akan dilupakan.Perlahan lahan tapi pasti,nama kita akan lenyap dari ingatan semua orang (kecuali beberapa nama besar dalam sejarah).


Kematian sebagai Bagian dari Alam

Tidak ada yang datang ke dalam dunia ini karena keinginannya  sendiri.Kehadiran kita di kehidupan ini terjadi diluar kendali kita.


Jika kita masuk ke dunia ini di luar kendali kita,mengapa kita harus bersusah hati memikirkan kepergian kita? Sesungguhnya,kematian adalah peristiwa penutup yang sama dengan kedatangan kita.Sebuah drama kehidupan yang berawal dari berakhir menurut kehendak dan kuasa yang lebih besar dari kita.

Para filsuf stoa percaya bahwa kapan pun kehidupan kita harus berakhir,sesunggguhnya kita sudah menjalani hidup yang baik,dan kita akan pergi dengan ikhlas.

Kematian tidak perlu dibesar-besarkan,karena memang sudah bagian dari hidup.


Foto tanaman:

Refleksi hari ini:

Hari ini,adalah rancangan mengenai portofolio dari blog yang akan dipakai untuk penilaian,dan....,cuman Jelita saja yang lebih dulu mengumpulkan nya,dan saya dan teman teman masih menyusul.


Kamis, 01 Desember 2022

Citizen of the world(Warga Dunia)


 Bacaan:220-230

Kosmopolitan,kata ini yang dijelaskan dalam buku ,diambil dari kata yunani "kosmopolites",yang artinya "warga dunia"

Kita datang ke dunia ini demi satu sama lain,prinsip "kosmopolitan" tersebut jauh lebih dalam dari sekedar menoleransi atau menerima mereka yang berbeda.Yang dituntut Stoisme lebih dari sekedar sebuah sikap pasif seperti "Yang penting saya tidak menyakiti mereka yang berbeda." Sebaliknya,kewajiban utama kita adalah berbuat baik secara aktif tanpa membedakan apapun.

Kita semua memiliki kewajiban untuk turut berpatisipasi mengatasi masalah dunia,karena argumen sebagai berikut:

-Mengikuti ajaran Hierocles, masalah dunia seperti perubahan iklim seharusnya menjadi perthatian kita dan membutuhkan partisipasi kita.Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim akan merugikan banyak manusia lain,dan bahkan mungkin kita  sendiri-dan karenanya sebagai warga dunia,kita juga harus berkontribusi.


Apalah Kemampuan Saya menghadapi Masalah Dunia?

Jika semua manusia adalah "Warga Dunia" , masalah dunia bisa diahadapi kita bersama sebagai warga dunia juga.Jika suatu kondisi tidak bisa diubah oleh satu orang,ia mungkin bisa iubah oleh 100 orang,atau 1.000 orang, atau 1.000.000 orang.Sejarah juga membuktikan bahwa banyak hal besar bisa diraih ketika kita menyisihkan perbedaan dan mulai bekerja sama,semua itu bisa diubah ketika manusia bersama-sama sepakat untuk bergerak memperbaikinya.


Mereka Datang..... dan Kita Diam

Pendeta Martin Niemoller menuliskan sebuah puisi dan mengkritik kebungkaman orang-orang ketika melihat ketidak adilan menerpa sesamanya-hanya karena korban adalah bagian kelompok yang "berbeda".

Kita semua mimiliki kewajiban moral untuk membela mereka yang terzolimi,termasuj mereka yang berasal dari suku,agama,ras dan golongan yang berbeda,apapun itu.

Menjadi "warga dunia" artinya juga menerapkan prinsip keadilan,keberanian,kebijaksanaan,dan menahan diri,juga kepada mereka yang memiliki agama,keyakinan,suku,ras,bahkan kebangsaan yang berbeda dari kita.Itulha perikemanusiaan yang sejati

Kesimpulan:

Kita harus turut serta mengatasi permasalahan dunia dan isinya,jiika kita diharapkan hidup selaras dengan Alam. menyayangi seluruh umat manusia,dan hidup dengan bijak,bisa disimpulkan bahwa kita diharapkan untuk tidak hanya terpangku tangan.Banyak masalah yang bisa berubah menjadi di kendali "kita' jika dihadapi bersama.


foto tanaman:


Refleksi:
Hari ini saya mendapatkan ilmu tambahan bahwa jika kita ingin berkembang, maka kita harus meninggalkan apa yang menjadi beban pikiran. Karena apabila kita tinggalkan, maka kita akan selalu dapat berkembang dan tidak terpaku pada beban yang kita tanggung.

Rabu, 30 November 2022

Menjadi Orang tua (bagian 2)

 

Bacaan:205-2019

Melatih Anak Menghadapi Kegagalan

"Kegagalan adalah guru yang terbaik" seperti inilha yang tertulis dalam buku,dan saya sangat setuju mengenai kata ini.Kemalangan memperkuat mereka yang ditimpanya,kita sungguh sial jika tidak pernah tertimpa kegagalan.

-Melatih interprestasi atas kemalangan/kegagalan.
Dalam stoisme kalah dan menang itu hanya sebuah fakta.Makna dari fakta itu sepenuhnya tambahan dari interpestasi kita.
Kita bisa mengajarkan kepada anak kita,bahwa ini adalah fakta hidup biasa,dan yang penting apa yang bisa dipelajari untuk ke depannya.

Menghadapi Kehilangan Anak

"Tidak ada kesedihan yang lebih besar dari kesedihan orang tua yang harus menguburkan anaknya",walaupun begitu kita mengerti bahwa emosi yang begitu kuat sulit dikendalikan,apalagi emosi yang lahir dari dukacita....saat kita mencoba berpura-pura[tidak sedih],air mata kita masih juga menetes.Lebih baik jika kita menaklukkan kesedihan daripada mencoba menipu diri sendiri.
"Dukacita yang dicoba ditutup-tutupi atau diahlikan perhatiannya akan terus kembali,dengan kekauatan yang lebih besar.Namun,dukacita yang teah ditaklukkan nalar akan tenang selamanya.."
Ini berarti menghadapi dukacita itu-tidak lari darinya,atau berusaha menutupinya dengan mengalihkan perhatiank.Dukacita itu dirasakan dan dihadapi.
Foto tanaman:















Hasil pertemuan hari ini:
Yaitu membahas soal cita-cita.
Cita-cita saya adalah menjadi seorang ahli dalam bidang IT,pekerjaan yang saya inginkan juga ada beberapa,berupa Web developer,progamer,AI Developer.Sekarang saya tengah fokus untuk menjadi back-end developer pada bidang TIK di Web develomper,saya sedang berusaha belajar skill yang saya butuhkan untuk dibidang tersebut,dan saya memutuskan untuk otodidak melakukan nya,sebelumnya saya masuk ke eskull  Informatika,tetapi banyak tuntutan pembimbing,bahkan saat awal saja,sudah diberitahukan proyek yang dibuat,dan tujuan saya belajar TIK pun terhambat oleh tuntutan tersebut,pembimbing TIK saya menuntut untuk membuat website profil dengan menggunakan vue.js,dimana tutorial yang dapat dimengerti di youtube minim,dan saya baru pemula dibidang seperti ini,lalu karna saya merasa tuntutan yang banyak,dan juga banyak masalah saat prosses belajar di eskull TIK,seperti internet lemot,kebablasan dengan topic lain,hingga pembimbing yang sibuk dan diliburkan beberapa kali,dan beberapa kali saya tidak ikut eskull TIK.akhirnya saya memutuskan keluar dan memutuskan untuk otodidak dan belajar semua dari awal,HTML,CSS,JAVASCRIPT,PYTHON,dan beberapa bahasa pemograman lainnya,tentu saja tidak mudah,tetapi saat saya belajar otodidak/mandiri saya lebih bisa merasa kearah mana saya berjalan menuju tujuan saya.
Karna ini tanggal 30/11/2022,dimana besok sudah tanggal 1Desember,saya mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan pelajaran-pelajaran yang saya terima dibulan ini dan disemua waktu yang berlalu,semoga saat desember dan bulan seterusnya,saya bisa jauh lebih berkembang dan belajar lebih banyak hal.

Selasa, 29 November 2022

Menjadi Orang Tua

 

Bacaan:190-204

Pada bacaan yang saya baca,sebenarnya saya tidak terlalu tahu menahu tentang bagaimana rasanya menjadi orang tua,tidak tau bagaimana mendidik seorang anak,tetapi bukan berarti ketidaktahuan saya menjadi penghambat untuk mengetahui ilmu untuk menjadi orang tua,pada halaman yang saya baca ini,diajarkan bagaimana cara untuk mendidik nalar pada anak,saya merasa bahwa saya tidak di didik dengan cara pada buku ini,yang membuat anak menjadi lebih baik,dan dapat menggunakan nalarnya dan mengendalikan emosi.Tetapi jika bukan orang tua saya,maka saya yang akan melakukan nya,karena saya adalah anak dari orang tua saya,lebih dari orang tua adalah hal yang saya inginkan,untuk membuktikan bahwa saya bisa melapaui orang tua saya,dengan kebanggaan kepada orang tua saya tentunya.
Pada halaman yang saya baca ditulis"Kebiasaan orang tua dari anak-anak sukses adalah menghargai usaha lebih dari menghindari kegagalan.Saya di didik dengan memercayai bahwa diri saya mempunyai berkat dari Tuhan yang tidak saya kembangkan,saya juga mencari banyak cara agar tidak gagal dari  segala masalah pada hidup saya.Saat saya SD-SMP saya sering menghindari presentasi karna terdengar menakutkan dan saya takut gagal akan hal tersebut,tetapi saat sampai ke Jogja saat SMA,banyak teman yang merasa ketakutan tetapi tak takut untuk gagal,itu mendorong saya untuk berpikir "Cuman presentasi kok,gagal yaudah"saya bersekolah ke Jogja untuk mencari pengalaman,dan ya...,saya mendapatkan banyak teman,banyak guru yang seru walaupun pelajaran dan soalnya sulit untuk dikerjakan,dan tentu nya seorang pacar,tetapi walaupun begitu orang tua saya juga berkontribusi dalam hidup saya.
Saat saya membaca buku ini saya mengerti bahwa kecerdasan dan bakat bukan sesuatu yang statis tetapi bisa diasah,saya sempat menyesal menyia-nyiakan bakat dan perfoma saya saat kecil dan tidak mengembangkan nya,tetapi karna saya telah belajar banyak soal filosofi teras,saya tau bahwa itu hanyalha masa lalu,yang saya butuhkan adalah masa depan,bukan masalalu yang terpuruk dan buruk bagi kehidupan saya,masa lalu saya yang membuat saya seperti ini.Kegagalan tidak dilihat sebagai indikator seorangt terlahir "bodoh", tetapi sebagai hambatan sementara yang bisa dilampaui dengan usaha.Saat saya mulai belajar stoisme saya mulai mengerti dalam menghadapi tantangan dalam hidup,dan saya menulis itu pada afirmasi saya juga.
Dihalaman lainnya juga ditulis "Dikotomi Kendali bagi Orang Tua"
memahami hal-hal mana yang diluar kendali kita,tetapi juga kerelaan untuk "melepas ilusi kendali" tersebut.Ada beberapa hal yang bisa kita kendalikan pada anak,misalnya nutrisi,dana pendidikan,dana kesehatan,pilihan sekolah(sampai usia dimana mereka mau memilih sendiri).
Yang lebih  berat diterima adalah hal-hal yang sudah douar kendali orang tua
-Kesehatan anak.Orang tua memang bisa memilihkan nutrisi dan imunisasi bagi mereka,tetapi pada akhirnya datangnya penyakit tidak bisa sepenuhnya kita tangkal.
-Minat dan hobi anak.
-Aspirasi/studi kuliah.
-pilihan pacar sampai pasangan menikah.
mungkin orang tua akan berkata"ini demi kebaikan mereka" tetapi mungkin para filsuf stoa akan berkata bahwa poinnya bukanlha "maksud"-nya,tetapi bahwa kita harus bersiap terhadap kekecewaan,kemarahan,air mata,dan rasa frustasi ketika kita memilih ilusi bisa mengendalikan kehidupan anak yang tidak berada dibawah kendali kita.

Membekali dengan Kebijaksanaan,Bukan Harta
"usahakan agar kamu meninggalkan anak-anak yang terdidik dengan baik dan bukan kaya(harta),karena mereka yang terdidik memiliki harapan yang lebih baik daripada kekayaan si bodoh.""-Epictetus(Discourse).]

"terdidik" disini memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekedar pendidikan formal,tetapi mencangkup pendidikan nilai-nilai dan filsafat hidup yang seharusnya datang dari orang tua.Etos kerja yang keras,jujur,memperlakukan orang lain dengan baik,bangkit dari kegagalan,dan lain-lain.

Pentingnya anak bersosialisasi 
Salah satu prinsip dasar filosofi teras adalah manusia sebagai mahkluk sosial.Hidup selaras dengan Alam juga berarti anak harus dibiasakan hidup bersosialisasi.
Keahlian hubungan antar manusia sering kali dianggap  sebagai soft skill,keahlian yang tidak terlalu penting,kalah dengan keahlian matematika,fisika ,bahasa inggris,dan lain-lain.Walaupun keahlian-keahlian tersebut juga penting,semakin banyak orang setuju bahwa kemampuan berinteraksi sosial dan bekerja sama dengan orang lain adalah faktor yang tidak kalah penting dalam menunjang kesuksesan seseorang.

Melatih Anak Menghadapi Perlakuan Buruk
Stoisme mempersiapkan kita untuk hidup dengan perilaku buruk dari orang lain,kita bisa mulai mengajarkan prinsip-prinsip yang sama kepada anak.Prinsip S-T-A-R bisa mulai diteladankan ke anak.Jika kita sendiri sebagai orang tua cepat emosional mendengar perlakuan anak lain kepada anak kita,ini teladan yang juga akan dipelajarinya.Jika orang tua terlihat tenang,rasional,tidak reaktif,dan tidak cepat-cepat membuka peti senjata Dinasti Ming,rasanya anak juga bisa meneladani itu.Orang tua S-T-A-R akan membesarkan anak anak yang S-T-A-R juga.



Foto tanaman:











Refleksi Hari ini:
Mengejarkan tes gaya belajar,saya mendapatkan hasil sebagai berikut:

 

Gaya belajar kamu cenderung lebih kuat pada gaya belajar visual yang mampu menyerap informasi terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata. Artinya bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham, gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian mempercayainya.

Namun, disisi lain kamu juga memiliki gaya belajar kinestetik yang akan lebih menunjang cara belajar kamu agar lebih maksimal. Gaya belajar kinestetik adalah pembelajar yang mampu menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik.(yang tertulis pada hasil).

 

Lalu saya mendapatkan presentase sebagai berikut: 

 

 Dan ituadalah hasil dari Gaya belajar saya,selain itu,saya dan teman-teman juga turut membagikan cara belajar masing-masing,dan tentunya berbeda beda,tidak semua cocok pada beberapa gaya belajar,dimana tentu saja perbedaan tersebut akan menyulitkan jika metode belajar yang diterima berbeda dengan gaya belajar,tetapi itulah gunanya kita sharing mengenai berbedaan gaya belajar,dengan berbedaan tersebut kita dapat menyatu dan bekerja sama untuk berkembang bersama sama 
 


 

 

 

 

 

Senin, 28 November 2022

Menghadapi Kesusahan dan Musibah

 

Bacaan: 177-190

Salah satu aplikasi stoisme(filosofi teras) adalah bagaimana harus bersikap dan bertindak di dalam kesusahan,musibah,dan bencana.Bagaimana sesuatu yang eksternal dianggap sebagai,tidak baik dan tidak buruk.

Tidak ada peristiwa hidup yang bisa kitasebut "baik" atau ":buruk",yang ada hanyalah interprestasi kita.

Filosofi teras mengajarkan untuk melihat kesulitan dan tantangan sebagai ujian.Interprestasi kita bisa makin memperburuk kondisi kita.Misalnya,dengan terus-terusan bertanya"Salah apa saya sampai tertimpa ini?" Atau "Saya sudah berbuat baik,mengapa Tuhan tidak adil?". Dan berbagai interprestasi lain yang mengubah situasi.pikiran-pikiran ini adalah irasional menurut FIlosofi Teras,karena kita menghabiskan energi untuk hal-hal yang diluar kendali kita.

FIlosofi Teras mengajarkan kita untuk menginterprestasi peristiwa negatif sebagai ujian,kesempatan untuk menjadi lebih baik.

"Kesusahan yang datang terus-menerus membawa berkah iniLmereka yang selalu tertimpanya,akhirnya akan diperkuat olehnya."-Seneca

FIlosofi Teras mengajarkan saya,bahkan dalam berjuang kita tidak harus menang untuk bisa mencapai tujuan,kita hanya perlu belajar dari kekalahan untuk mendapatkan kemenangan selanjutnya,sudah berapa banyak orang sukses yang dulunya jatuh?,Walt disney yang dipecat karena dianggap kurang imajinasi dan misin ide,Guru Thomas Edison yang mengatakan bahwa ia terlalu bodoh untuk belajar apapun,naskah harrypoter ditolak oleh 12 penerbit besar sampai akhirnya diterbitkan.Kerja keras mereka tidak melulu berjalan sempurnah,jatuh berkali-kali hingga dapat berdiri lagi dan menjadi lebih baik.Keuntungan di kesusahan yang kita lalui bergantung pada diri kita,bagaimana kita memanfaatkan interprestasi kita.


Melawan Pola Pikir Destruktif

Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan unsur-unsur didalamnya dapat dianalisis.(Menganalisis suatu obyek)

Dalam meghadapi musibah,ada pola pikir yang merusak yang harus kita lawan.

DIsebutkan pada halaman ini mengenai pola pikir 3P yang menurt psikolog Martin seligman bisa menghambat kita untuk pulih dari musibah.Pola pikir 3P itu adalah:

-Personalization.Menjadikan musibah sebagai kesalaha pribadi\

-Parvasiveness.Menganggap musibah disuatu aspek hidup sebagai musibah di seluruh aspek hidup

-Permmanence. Keyakinan bahwa akibat dari sebuah musibah/kesulitan akan dirasakan terus menerus.


Pola 3P ini bukanlha fakta,tetapi murni konstruksi di dalam kepala kita sendiri.

Konsep 3P tersebut membantu kita mengidentifikasi pola pikir apa yang harus dihindari disaat kita tertimpa kesusahan/musibah.Minimal dengan adanya Pola 3P ini,kita bisa cepat menyadari saat mulai terjebak dalam pola menyalahkan diri sendiri,,atau membiarkan masalah merembet ke mana-mana,atau ,emganggap perasaan duka ini akan selamanya.


Menerima Penderitaan

Kita tadi sudah diingatkan bahwa apa yang kita sebut sebagai "bencana","musibah","kesulitan", dan lainnya adalah konstruksi mental kita sendiri.Stoisme melihat peristiwa,apapun itu,sebagai sebuah fakta objektif.Makna dari peristiwa itu datang dari kita sendiri,dan karenanya kita punya pilihan hendak  memaknainya sebagai hal buruk,atau sebagai hal yang baik.


Menang dengan Bertahan

KIta tidak diharapkan untuk menang dengan cara "mengalahkan" cobaan.Didalam Filosofi Teras,kemenangan kita atas cobaan dan kesusahan hidup yang diperoleh dengan bertahan dan "melawan lawan kita".Saat cobaan,kesusahan,bencana terasa begitu berat melanda,yang diminta dari kita bukanlha teori,startergi,tips,dan trik yang canggih-canggih.Stoisme hanya meminta kita untuk cukup "bertahan" tetap teguh,bagai tebing karang yang tidak bisa dikalahkan badai.

Latihan Menderita

Apakah kita bisa melepaskan kenyamanan yang bisa kita nikmati selama beberapa hari?,Apakah hidup melarat sungguh-sungguh menakutkan?Apakah kondisi berkekurangan ini adalah sebuah bencana besar dalam hidup kita?ataukah saat dijalani ternyata tidak semenakutkan itu yang kita pikirkan(walaupun tetap tidak nyaman).Karena ternyata kita bisa hidup dengan segala kenyamanan yang berlebih.Inggatlha bahwa kekayaan kenyamanan,fasilitas yang kita dapatkan bukanlha sesuatu yang bisa kendalikan,kita bisa mencoba yang sering menaiki motor ke sekolah padahal dekat ,mencoba memakai sepatu,yang setiap hari nya memakan makanan enak,baju yang bagus,cobalha untuk memakai baju kusam,dan jelek dengan bahan yang tidak senyaman yang biasanya kita pakai,cobalah untuk makan makanan yang sederhana,dan katakan"apakah ini terasa begitu menakutkan?","apakah ini terasa menderita?" percobaan ini dapat dilakukan 1-4 hari,pada akhirnya kita akan beradaptasi dengan hal-hal baru ini,dan jika kita kembali ke kehidupan kita sebelum nya,kita akan terasa lebih bahagia,karna sejujurnya apapun yang membuat kita senang akan kehilanggan kenikmatan nya.Practic ini bermanfaat untuk membentuk rasa percaya diri,sehingga kita bisa menanggung musbah dengan tabah dan kuat.Manfaat akhirnya juga adalah untuk mengajak kita (yang lebih beruntung) sesekali keluar dari kenyamanan yang telah kita anggap "normal" dan menyadari ada jutaan orang lainnya yang tidak seberuntung kita dan bisa merasakan yang mereka lalui setiap hari(bersyukur).

foto tanaman:

Refleksi:
Hari ini dilakukan sebuah tes kepribadian dan saya mendapatkan hasil yang saya rasa sangat mengambarkan saya diwaktu sekarang


Personality typeMediator (INFP-A)
Traits: Introverted – 61%, Intuitive – 52%, Feeling – 51%, Prospecting – 63%, Assertive – 72%
Role: Diplomat
Strategy: Confident Individualism

Meskipun mereka mungkin tampak pendiam atau sederhana, Mediator (INFP) memiliki kehidupan batin yang bersemangat dan penuh gairah. Kreatif dan imajinatif, mereka dengan senang hati tenggelam dalam lamunan, menciptakan segala macam cerita dan percakapan dalam pikiran mereka. Kepribadian ini dikenal karena kepekaannya – Mediator dapat memiliki respons emosional yang mendalam terhadap musik, seni, alam, dan orang-orang di sekitar mereka.

Idealis dan empati, Mediator merindukan hubungan yang mendalam dan penuh perasaan, dan mereka merasa terpanggil untuk membantu orang lain. Tetapi karena tipe kepribadian ini merupakan bagian kecil dari populasi, Mediator terkadang merasa kesepian atau tidak terlihat, terombang-ambing di dunia yang tampaknya tidak menghargai sifat yang membuat mereka unik.


Kekuatan Mediator (INFP).

  • Empati – Mediator tidak hanya peduli dengan orang lain secara abstrak. Kepribadian ini sebenarnya bisa merasakan emosi orang lain, dari suka dan duka hingga duka dan penyesalan. Karena kepekaan ini, Mediator cenderung bijaksana dan baik hati, dan mereka membenci gagasan menyakiti siapa pun, bahkan tanpa sengaja.
  • Dermawan – Mediator jarang menikmati kesuksesan dengan mengorbankan orang lain. Mereka merasa terpanggil untuk membagikan hal-hal baik dalam hidup mereka, memberikan penghargaan yang pantas, dan mengangkat orang-orang di sekitar mereka. Kepribadian ini ingin berkontribusi pada dunia di mana setiap suara didengar dan tidak ada kebutuhan yang tidak terpenuhi.
  • Berpikiran Terbuka – Toleran dan menerima, Mediator mencoba untuk tidak menilai keyakinan, gaya hidup, atau keputusan orang lain. Ini adalah tipe kepribadian yang lebih memilih belas kasih daripada mencari-cari kesalahan, dan banyak Mediator merasakan empati bahkan terhadap mereka yang telah berbuat salah. Karena mereka begitu menerima, Mediator sering kali menjadi orang kepercayaan bagi teman dan orang yang mereka cintai – dan kadang-kadang bagi orang asing.
  • Kreatif – Mediator suka melihat sesuatu dari perspektif yang tidak konvensional. Beberapa hal memberi mereka lebih banyak kesenangan daripada membiarkan pikiran mereka mengembara melalui segala macam ide dan kemungkinan dan lamunan. Maka tidak mengherankan jika banyak Mediator tertarik pada pengejaran kreatif - atau bahwa tipe kepribadian ini terwakili dengan baik di antara penulis dan seniman.
  • Bergairah – Ketika sebuah ide atau gerakan menangkap imajinasi mereka, Mediator ingin memberikan sepenuh hati untuk itu. Orang dengan tipe kepribadian ini mungkin tidak selalu blak-blakan, tetapi itu tidak mengurangi perasaan kuat mereka terhadap suatu tujuan yang sesuai dengan keyakinan dan keyakinan mereka.
  • Idealistis – Mediator berusaha untuk mengikuti hati nurani mereka, bahkan ketika melakukan hal yang benar tidaklah mudah atau nyaman. Mereka jarang melupakan keinginan mereka untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan penuh tujuan – kehidupan yang membantu orang lain dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Kelemahan Mediator (INFP).

  • Tidak realistis – Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang sempurna – dan itu bisa menjadi kebenaran yang sulit diterima oleh Mediator. Orang dengan tipe kepribadian ini bisa menjadi orang romantis yang putus asa, dengan visi berwarna mawar tentang seperti apa hidup mereka seharusnya. Hal ini dapat membuat Mediator kecewa ketika kenyataan tak terelakkan jauh dari impian mereka.
  • Mengisolasi Diri – Mediator ingin sekali berhubungan dengan orang lain, tetapi mereka tidak selalu tahu caranya. Terutama di lingkungan baru, Mediator mungkin enggan menempatkan diri mereka di luar sana dengan cara yang akan membantu mereka mendapatkan teman baru atau terlibat dalam komunitas baru. Akibatnya, orang dengan tipe kepribadian ini terkadang merasa kesepian atau terisolasi.
  • Tidak fokus – Sifat imajinatif dan introspektif mediator tidak selalu mendukung produktivitas. Banyak Mediator merasa frustrasi dengan betapa sulitnya mereka merasa lelah dan menyelesaikan sesuatu. Masalahnya bukan karena mereka tidak mampu – melainkan, mereka mengalami masalah ketika mereka begitu terperangkap dalam ide dan cita-cita yang berbeda sehingga mereka gagal untuk berkomitmen pada suatu tindakan.
  • Rentan Secara Emosional – Keselarasan emosional dari kepribadian ini adalah salah satu kekuatan terbesar mereka. Namun, kecuali Mediator menetapkan batasan, mereka berisiko menyerap suasana hati atau sikap negatif orang lain.
  • Putus asa untuk Menyenangkan - Konflik cenderung membuat stres bagi Mediator, yang mendambakan keharmonisan dan penerimaan. Ketika seseorang tidak menyukai atau tidak menyetujuinya, kepribadian ini mungkin terpaku untuk mencoba menjernihkan suasana dan mengubah pikiran orang tersebut. Sayangnya, keinginan Mediator untuk menyenangkan orang lain dapat menguras energi mereka, menutupi kearifan batin mereka dan kesadaran mereka akan kebutuhan mereka sendiri.
  • Self-Critical – Mediator percaya pada potensi unik mereka, dan mereka sangat ingin hidup sesuai dengan itu. Tetapi ini dapat menyebabkan mereka memiliki harapan yang tidak realistis untuk diri mereka sendiri. Ketika Mediator gagal memenuhi visi ini, mereka mungkin menuduh diri mereka sendiri tidak berguna atau egois atau sangat tidak mampu. Diambil terlalu jauh, kritik diri ini dapat mematahkan semangat Mediator, membuat mereka menyerah bahkan pada impian tersayang mereka.
  • Jalur Karir

  • Banyak Mediator (INFP) mendambakan karir yang tidak hanya mengurusi tagihan tetapi juga terasa memuaskan. Mereka ingin menghabiskan hari-hari mereka melakukan sesuatu yang benar-benar mereka sukai, sebaiknya tanpa terlalu banyak tekanan atau drama.
  • Bagi Mediator, jalur karier yang ideal harus terasa seperti panggilan, bukan sekadar pekerjaan. Dan jika itu tidak melibatkan terlalu banyak interaksi sosial atau panggilan telepon yang menguras tenaga, itu lebih baik.

    Pernah idealis, Mediator mungkin berjuang untuk menemukan profesi yang memenuhi kebutuhan praktis mereka dan memenuhi impian mereka. Kepribadian ini mungkin terhanyut dalam frustrasi, menunggu pekerjaan yang sempurna muncul dengan sendirinya dan akhirnya merasa mandek atau khawatir bahwa mereka tidak memenuhi potensi mereka.Sayangnya, tidak ada pekerjaan yang sempurna, dan pertanyaan apakah harus puas dengan posisi yang kurang ideal dapat sangat membebani orang dengan tipe kepribadian ini. Untungnya, kreativitas, kemandirian, dan keinginan tulus Mediator untuk terhubung dan membantu orang lain dapat membantu mereka bersinar – dan menemukan kepuasan – di hampir semua bidang pekerjaan.

  • Hubungan Romantis

    Mediator (INFP) adalah pemimpi dan idealis, terutama dalam hal romansa. Orang dengan tipe kepribadian ini percaya pada kekuatan dan keindahan cinta sejati, dan mereka dengan tulus berharap untuk tidak pernah puas dengan hal yang kurang dari itu.

  • Maka, adil untuk mengatakan bahwa Mediator mendekati dunia romansa dengan harapan tinggi. Mereka mungkin menghabiskan waktu bertahun-tahun melamun tentang hubungan yang sempurna, membayangkan bagaimana rasanya berbagi diri terdalam dengan orang lain. Tetapi kenyataan berkencan bisa mengejutkan Mediator, memaksa mereka bergulat dengan pertanyaan yang menantang: Jika mereka ingin menjalin hubungan, apakah mereka harus berkompromi dengan cita-cita mereka?

    Romantisme Tanpa Harapan

    Mediator tidak hanya ingin mencari pasangan – mereka ingin terhubung dengan belahan jiwa. Bijaksana dan berpikiran terbuka, kepribadian ini umumnya bersedia mempertimbangkan untuk berkencan dengan semua jenis orang. Mediator membanggakan diri atas kemampuan mereka untuk mengabaikan ciri-ciri dangkal pasangan potensial – seperti penampilan, status sosial, atau kepemilikan – dan berfokus pada tanda-tanda kecocokan yang lebih dalam dan lebih berarti.

    Mediator berbagi keyakinan bahwa dua orang dapat bersatu dalam suatu hubungan dan membuat satu sama lain lebih baik dan lebih bahagia daripada sebelumnya.

    Tetapi akan menjadi suatu kesalahan untuk berpikir bahwa Mediator tidak memiliki standar yang terbentuk sebelumnya untuk orang penting lainnya. Dengan pikiran dan imajinasi yang aktif, orang dengan tipe kepribadian ini cenderung mengembangkan dan membawa serta visi pasangan ideal mereka – visi yang mungkin didasarkan pada karakter fiksi favorit, orang yang pernah mereka kenal, atau sekadar cerita yang mereka miliki. Saya telah memberi tahu diri mereka sendiri tentang bagaimana cinta "seharusnya" terlihat.

    Ketika mereka bertemu seseorang yang baru, kebanyakan Mediator mau tak mau membandingkan orang itu dengan belahan jiwa ideal yang mereka impikan. Tidak mengherankan, perbandingan seperti itu cenderung menyingkirkan lebih dari beberapa calon mitra. Mungkin sulit – jika bukan tidak mungkin – bagi seseorang yang nyata, berdarah-daging untuk memenuhi impian-impian berharga seorang Perantara.

    Berusaha

    Seiring waktu, banyak Mediator belajar bahwa cinta sejati tidak terjadi begitu saja secara ajaib – dibutuhkan kompromi, pengertian, dan kerja keras. Lagi pula, tidak ada pasangan yang sempurna, dan bahkan hubungan yang paling indah pun memiliki tantangannya sendiri. Untungnya, orang dengan tipe kepribadian ini dapat menemukan banyak kegembiraan dalam upaya yang diperlukan untuk memperkuat suatu hubungan.

    Ketika mereka jatuh cinta, Mediator mengungkapkan betapa gairah berdenyut di balik penampilan luar mereka yang tenang. Berbakti dan setia, mereka tetap menghormati kemandirian pasangannya, bertujuan untuk menerima pasangannya apa adanya. Meski begitu, kepribadian ini juga ingin membantu pasangannya belajar, tumbuh, dan mengejar tujuan mereka. Mediator selalu memimpikan cara untuk meningkatkan diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka, dan hal terakhir yang mereka inginkan adalah pasangan mereka merasa tidak bahagia atau mandek.

    Kepribadian mediator menggunakan kasih sayang dan wawasan mereka untuk memahami orang yang mereka sayangi, dan mereka memanfaatkan kreativitas mereka untuk membuat pasangan mereka merasa istimewa.

    Banyak orang dengan tipe kepribadian ini mendedikasikan diri mereka untuk membantu pasangannya meningkatkan kehidupan mereka. Meskipun ini adalah tujuan yang mulia, Mediator harus memastikan untuk melacak kebutuhan mereka sendiri dan memastikan pasangannya benar-benar siap untuk berubah. Asalkan mereka melakukannya, dukungan dan pengabdian Mediator dapat membuat semua perbedaan dalam kehidupan pasangan mereka.

    Menemukan Apa yang Nyata

    Mediator cenderung mempromosikan harmoni atas perselisihan. Meskipun ini memberikan stabilitas pada hubungan mereka, itu juga dapat menyebabkan masalah. Untuk menghindari memicu konflik, Mediator mungkin menghindari berbicara secara terbuka tentang hal-hal yang mengganggu mereka – sebagai gantinya, mereka mungkin secara mental terpaku pada masalah atau mencoba menyelesaikannya sendiri. Mereka mungkin juga fokus untuk membuat pasangannya bahagia, dengan mengorbankan prioritas dan perasaan diri mereka sendiri.

    Orang dengan tipe kepribadian ini mungkin perlu mengingatkan diri mereka sendiri bahwa komunikasi yang terbuka dan jujur ​​diperlukan dalam suatu hubungan, meskipun itu tidak selalu mudah. Nyatanya, momen keterbukaan seperti itu bisa mengubah hubungan menjadi lebih baik.

    Selama mereka berkomunikasi secara terbuka, Mediator lebih dari mampu untuk tetap setia pada diri mereka sendiri dalam suatu hubungan – dan mendorong orang yang mereka sayangi untuk melakukan hal yang sama. Dengan membawa seluruh hati dan pikiran mereka ke dalam hubungan mereka, Mediator dapat menemukan apa artinya mencintai dan dicintai.