Jumat, 18 November 2022

If you can't be with the one you love.....

 

Bacaan 119-126

Konsep "kaya" dan "miskin" memiliki persepsi subjektif,dan lebih dari sekedar urusan jumlha material yang dipunyai.Mana yang lebih kaya penting,seseorang memiliki harta benda yang banyak,atau orang yang "merasa" kaya dengan apa yang telah dia miliki?,puas dengan apa yang dimilikinya,tidak merasa kekurangan.Bagi fiolosofi teras,orang seperti inilha yang benar-benar "kaya".


Ingatlha bahwa itu semua diluar kendali kita,harta benda kita dapat hilang kapan pun itu,Sesungguhnya yang miskin bukanlha dia yang memiliki harta terlalu sedikit,tetapi dia yang masih menginginkan lebih.

Dengan mengetahui bahwa kekayaan materi kita dapat direngut sewaktu-waktu,sehingga ikita tidak terlalu melekat pada kekayaan dan tidak diperbudak oleh kekayaan materi yang bisa hilang kapan saja.Kita juga diingatkan untuk bisa merasa "cukup" dengan apa yang sudah kita miliki.Dengan ini,kita mencegah kekayaan menjadi majikan yang memperbudak kita.

Saya belajar dari halaman yang saya baca,bahwa sesungguhnya bukan kita yang merasa miskin,tetapi kita yang merasa masih kurang,secara tidak langsung kita telah diperbudak oleh kekayaan.

Berlanjut pada halaman selanjutnya mengenai pikiran-pikiran menginginkan sedang berada di tempat lain,situasi lain,dan segala wishful thinking lainnya,maka kita telah dirampok dari kesempatan untuk menikmati dan mensyukuri masa kini,detik ini.

Ingat bahwa filosofi teras melihat seluruh alam semesta sebagai sebuah keteraturan dan keterkaitan segala hal.Artinya ,seluruh hidup kita sampai saat ini sudah terjadi menuruti rantai peristiwa dan hukum alam.

"Jangan menuntut peristiwa terjadi sesuai keinginanmu,tetapi justru inginkan agar hidup terjadi seperti apa adanya,dan langkha(hidup mu) akan baik adanya." -Epictetus(Discourses)

Kalau kita mengingat bahwa semua peristiwa bersifat netral,dan baik atau tidak nya semua tergantung pada interprestasi kita.Kita sebenarnya  mampu mengingini(lebih dari sekedar ikhlas menerima) peristiwa hidup apapun.Tidak ada yang berkata ini mudah,tetapi mungkin.Cth kita kemalingan,mungkin kita bisa saja iklhas ,tetapi ajaran ini mengingini kita untuk lebih dari iklhas,yaitu belajar dari peristiwa,jika kita kecopetan kita bisa mengambil pengalaman mengurus barang hilang di kantor polisi,ktp,atm dll,kita juga bisa belajar untuk berjaga jaga agar tidak kecopetan,kita bahkan juga bisa membagikan pengalaman kita terhadap orang lain,agar tidak kecopetan seperti kita,ajaran ini sangat menyadarkan saya bahwa kita harus lebih dari iklhas,kita harus belajar dan mengambil sisi positif ,walaupun seburuk apapun peristiwa nya,hal inilha yang membuat kita dapat berkembang untuk tidak melakukan hal yang sama ,ataupun berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain.

Lanjut pada halaman selanjutnya


Masa Lalu Sudah Mati

Masa lalu merupakan hal yang tidak bisa kita kendalikan,dan diluar kendali kita,tidak ada celah sama sekali untuk keluar dari situ.Masa lalu sudah mati semati-matinya,saat kita harusnya bisa menarik garis antara belajar dari kesalahan masa lalu dan "terobsesi terus" dengan masa lalu.Jujur saja banyak dari kita  yang kadang-kadang menyesali masa lalu.Menyesali tindakan/perkataan kita,atau orang lain.Apapun itu,jika sudah dimasa lalu,tentu tidak bisa diubah lagi.Sudah selesai.

Maka dengan itu Filosofi Teras mengajarkan kita untuk"mencintai" masa lalu kita,bahkan yang kita anggap pedih sekalipun.Kita bisa belajar darinya,dan merencanakan yang lebih baik untuk kedepanya,tetapi masa lalu itu sendiri telah terjadi,dab bagaimana kia menyikapinya sepenuhnya dibawah kendali kita.



Foto tanaman:


Hasil pertemuan hari ini:

Meskipun kita tidak melakukan refleksi lebih lanjut pada hari ini,tetapi tetap saja bukan berarti tidak ada pelajaran yang bisa diambil,kesepakatan untuk hadir tanpa adanya protes,menunjukan bahwa tidak ada anggota kelompok yang keberatan,meskipun datang sebatas mengumpulkan afirmasi dan presensi,dengan mengumpulkan afirmasi membuktikan bahwa kita masih punya harapan yang ingin kita capai,tidak melihatnya sebagai tugas melainkan hal positif yang ingin kita capai pada diri kita.