Bacaan:79-92
Saat awal halaman dari yang saya baca,dijelaskan bahwa "sumber sebenar-benarnya dari segala keresahan dan kekhawatiran kita ada di dalam pikiran kita. Dan bukan hal atau peristiwa diluar kita".
Bukan hal-hal atau peristiwa atau hal-hal tertentu yang meresahkan kita,tetapi pertimbangan/pikiran/persepsi akan hal-hal dan peristiiwa tersebut.
Sebagai contoh kita mengambil suatu peristiwa
Kalah saata bermain game
Motor mogok.
Kedua peristiwa diatas akan berbeda tergantung cara kita berpendapat pada peristiwa tersebut,kadang ada orang saat bermain game dan kalah,akan mengumpat dan bahkan memukul hpnya sendiri,sama juga dengan motor mogok,biasanya kita langsung marah dan pusing akan masalah tersebut,kita bisa mengambil interprestasi/makna dalam peristiwa tersebut ,peristiwa tersebut sebenarnya hampir selalu netral,tetapi kemudian menjadi positif dan negatif karena interprestasi dan makna yang kita berikan,kita bisa saja belajar dari kalah main game tersebut dan berpikir kenapa kita bisa kalah,tetapi kita sering langsung marah tanpa berpikir panjang,motor mogok pun sama,kita bisa berpikir apa yang terjadi ataupun tenang,dan mencari bantuan tanpa memarahi ataupun ngomel ngomel sendiri.
Ilustrasi lainya yang sederhana seorang Jawa solo baru pertama kali bertemu dengan seorang batak medan,secara budaya ,seseorang yang berasal dari batak medan terkenal berbicara keras.Cara berbicara ini bagi diri sendirinya dalah netral,tetapi kalau dilihat dari perspektif seorang jawa solo,dia bisa mengintrepestasikan dan memberikan makna kepada seseorang batak itu "kasar dan "pemarah.
Kita memiliki kekuatan untuk mengubah pikiran dan persepsikita kapan pun juga.perasaan kita datang dari pendapat dan persepsi yang sepenuhnya dibawah kendali kita,kita bisa aktif menentukan respon kita terhadap peristiwa di dalam hidup kita.
Pada dasar nya semua emosi dipicu oleh penilaian opini,persepsi kita,keduanya saling terkait dan jika ada emosi negatif,sumber nya ya nalar/rasio kita sendiri.
agar lebih jelas saya mengambil peristiwa yang tertulis dalam buku.
Terjebak macet,kita bisa memaknai nya dengan tanggapan marah dan ngomel ngomel sendiri,tetapi kita bisa memngambil dan menentukan makna lain,seperti saat macet tersebut kita tenang dan memakai waktunya untuk membaca buku.
Jika kita mau kita mampu untuk tidak menuruti interprestasi otomatis yang menyeret saya pada emosi negatif yang berlarut-larut.
Dibuku kita bisa belajar untuk tidak mengikuti interprestasi otomatis terbagi jadi 3 tahap
Stop(berhenti),kita harus dapat berpikir untuk berhenti sejenak saat sejak dilanda emosi negatif agar lebih tenang
Think & Asses(dipikirkan dan dinilai)
Memaksakan diri untuk berpikir rasional dan kemudian menilai kejadian /peristiwa/hal yang membuat kita berpikir negatif.
Respond
setelah kita menggunakan nalar,berupaya untuk rasional dalam mengamati situasi,barulha kita memikirkan respons apa yang akan kita berikan.
Itulha cara agar kita dapat berpikir dengan tenang dalam menanggappi suatu hal/kejadian/peristiwa.
Kita harus selalu mengingatkan dirikita agar kita tidak tergeda-gesa menilai,apalagi bertindak.
Sudah saatnya kita menyadari bahwa kita memiliki sesuatu didalam dirikita yang lebih kuat dan ajaib daripada hal-hal yang memengaruhi mu layaknya sebuah boneka.
Hasil pertemuan hari ini:
Belajjar mengenai mengapa kita dilahirkan,sebenarnya alasan kita dilahirkan merupakan peristiwa yang dapat kita kendalikan,tetapi menentukan untuk apa kita hidup itulha yang dapat kita tentukan.

