Bacaan:190-204
Pada bacaan yang saya baca,sebenarnya saya tidak terlalu tahu menahu tentang bagaimana rasanya menjadi orang tua,tidak tau bagaimana mendidik seorang anak,tetapi bukan berarti ketidaktahuan saya menjadi penghambat untuk mengetahui ilmu untuk menjadi orang tua,pada halaman yang saya baca ini,diajarkan bagaimana cara untuk mendidik nalar pada anak,saya merasa bahwa saya tidak di didik dengan cara pada buku ini,yang membuat anak menjadi lebih baik,dan dapat menggunakan nalarnya dan mengendalikan emosi.Tetapi jika bukan orang tua saya,maka saya yang akan melakukan nya,karena saya adalah anak dari orang tua saya,lebih dari orang tua adalah hal yang saya inginkan,untuk membuktikan bahwa saya bisa melapaui orang tua saya,dengan kebanggaan kepada orang tua saya tentunya.
Pada halaman yang saya baca ditulis"Kebiasaan orang tua dari anak-anak sukses adalah menghargai usaha lebih dari menghindari kegagalan.Saya di didik dengan memercayai bahwa diri saya mempunyai berkat dari Tuhan yang tidak saya kembangkan,saya juga mencari banyak cara agar tidak gagal dari segala masalah pada hidup saya.Saat saya SD-SMP saya sering menghindari presentasi karna terdengar menakutkan dan saya takut gagal akan hal tersebut,tetapi saat sampai ke Jogja saat SMA,banyak teman yang merasa ketakutan tetapi tak takut untuk gagal,itu mendorong saya untuk berpikir "Cuman presentasi kok,gagal yaudah"saya bersekolah ke Jogja untuk mencari pengalaman,dan ya...,saya mendapatkan banyak teman,banyak guru yang seru walaupun pelajaran dan soalnya sulit untuk dikerjakan,dan tentu nya seorang pacar,tetapi walaupun begitu orang tua saya juga berkontribusi dalam hidup saya.
Saat saya membaca buku ini saya mengerti bahwa kecerdasan dan bakat bukan sesuatu yang statis tetapi bisa diasah,saya sempat menyesal menyia-nyiakan bakat dan perfoma saya saat kecil dan tidak mengembangkan nya,tetapi karna saya telah belajar banyak soal filosofi teras,saya tau bahwa itu hanyalha masa lalu,yang saya butuhkan adalah masa depan,bukan masalalu yang terpuruk dan buruk bagi kehidupan saya,masa lalu saya yang membuat saya seperti ini.Kegagalan tidak dilihat sebagai indikator seorangt terlahir "bodoh", tetapi sebagai hambatan sementara yang bisa dilampaui dengan usaha.Saat saya mulai belajar stoisme saya mulai mengerti dalam menghadapi tantangan dalam hidup,dan saya menulis itu pada afirmasi saya juga.
Dihalaman lainnya juga ditulis "Dikotomi Kendali bagi Orang Tua"
memahami hal-hal mana yang diluar kendali kita,tetapi juga kerelaan untuk "melepas ilusi kendali" tersebut.Ada beberapa hal yang bisa kita kendalikan pada anak,misalnya nutrisi,dana pendidikan,dana kesehatan,pilihan sekolah(sampai usia dimana mereka mau memilih sendiri).
Yang lebih berat diterima adalah hal-hal yang sudah douar kendali orang tua
-Kesehatan anak.Orang tua memang bisa memilihkan nutrisi dan imunisasi bagi mereka,tetapi pada akhirnya datangnya penyakit tidak bisa sepenuhnya kita tangkal.
-Minat dan hobi anak.
-Aspirasi/studi kuliah.
-pilihan pacar sampai pasangan menikah.
mungkin orang tua akan berkata"ini demi kebaikan mereka" tetapi mungkin para filsuf stoa akan berkata bahwa poinnya bukanlha "maksud"-nya,tetapi bahwa kita harus bersiap terhadap kekecewaan,kemarahan,air mata,dan rasa frustasi ketika kita memilih ilusi bisa mengendalikan kehidupan anak yang tidak berada dibawah kendali kita.
Membekali dengan Kebijaksanaan,Bukan Harta
"usahakan agar kamu meninggalkan anak-anak yang terdidik dengan baik dan bukan kaya(harta),karena mereka yang terdidik memiliki harapan yang lebih baik daripada kekayaan si bodoh.""-Epictetus(Discourse).]
"terdidik" disini memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekedar pendidikan formal,tetapi mencangkup pendidikan nilai-nilai dan filsafat hidup yang seharusnya datang dari orang tua.Etos kerja yang keras,jujur,memperlakukan orang lain dengan baik,bangkit dari kegagalan,dan lain-lain.
Pentingnya anak bersosialisasi
Salah satu prinsip dasar filosofi teras adalah manusia sebagai mahkluk sosial.Hidup selaras dengan Alam juga berarti anak harus dibiasakan hidup bersosialisasi.
Keahlian hubungan antar manusia sering kali dianggap sebagai soft skill,keahlian yang tidak terlalu penting,kalah dengan keahlian matematika,fisika ,bahasa inggris,dan lain-lain.Walaupun keahlian-keahlian tersebut juga penting,semakin banyak orang setuju bahwa kemampuan berinteraksi sosial dan bekerja sama dengan orang lain adalah faktor yang tidak kalah penting dalam menunjang kesuksesan seseorang.
Melatih Anak Menghadapi Perlakuan Buruk
Stoisme mempersiapkan kita untuk hidup dengan perilaku buruk dari orang lain,kita bisa mulai mengajarkan prinsip-prinsip yang sama kepada anak.Prinsip S-T-A-R bisa mulai diteladankan ke anak.Jika kita sendiri sebagai orang tua cepat emosional mendengar perlakuan anak lain kepada anak kita,ini teladan yang juga akan dipelajarinya.Jika orang tua terlihat tenang,rasional,tidak reaktif,dan tidak cepat-cepat membuka peti senjata Dinasti Ming,rasanya anak juga bisa meneladani itu.Orang tua S-T-A-R akan membesarkan anak anak yang S-T-A-R juga.
Gaya belajar kamu cenderung lebih kuat pada gaya belajar visual yang mampu menyerap informasi terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata. Artinya bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham, gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian mempercayainya.
Namun, disisi lain kamu juga memiliki gaya belajar kinestetik yang akan lebih menunjang cara belajar kamu agar lebih maksimal. Gaya belajar kinestetik adalah pembelajar yang mampu menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik.(yang tertulis pada hasil).
Lalu saya mendapatkan presentase sebagai berikut:
Dan ituadalah hasil dari Gaya belajar saya,selain itu,saya dan teman-teman juga turut membagikan cara belajar masing-masing,dan tentunya berbeda beda,tidak semua cocok pada beberapa gaya belajar,dimana tentu saja perbedaan tersebut akan menyulitkan jika metode belajar yang diterima berbeda dengan gaya belajar,tetapi itulah gunanya kita sharing mengenai berbedaan gaya belajar,dengan berbedaan tersebut kita dapat menyatu dan bekerja sama untuk berkembang bersama sama



