Bacaan:142-154
Para filsuf stoa juga menyadari ada kemungkinan lain,yang bahkan lebih sering terjadi yaitu banyak orang sebenarnya menyakiti kita "tanpa sengaja"
Ketika ada yang berkata buruk tentang mu,ingatlha bahwa dia bertindak dan berbicara karena mengira itu memang tugasnya.Ingatlha bahwa tidak mungkin dia mengerti sudut pandang kita,tetapi hanya sudut pandang dia sendiri.Karenanya,jika dia melakukan kesalahan dalam menilai,sebenarnya dialah yang merugikan ,karena dia telah tertipu.Jika seseorang menganggap sesuatu yang benar sebagai keliru,yang benar itu sendiri tidak rugi,tetapi justru dia yang tertipu dia yang rugi.Untuk mengatasi presepsi ataupun hinaan yang terlempar pada kita,kita bisa dengan berkata "itu kan menurut mu...".
Setiap kejahatan mungkin memiliki kemungkinan lain,yaiut bahwa orang tersebut tidak bermaksud menyakiti kita,tetapi justru dia melakukan untuk "kebaikan" menurut sudut pandang dia.
Menyadari bahwa orang lain bertindak menurut apa yang baik sesuai perspektifnya bisa membantu kita menjadi lebih kurang reaktif terhadap ujaran dan tindakan orang lain.Karena seberapa pun menyebalkannya perilaku atau perkataan orang lain,belajar memahami niat dan perspektif mereka bisa membantu kita meberi respons yang lebih baik.
Berlanjut ke pembahasan selanjutnya dalam buku mengenai:
Mengkasihani Mereka yang Jahat kepada Kita
Percaya bahwa banyak orang yang berbuat jahat tidak karena "berniat jahat".Orang berbuat jahat akibat ketidaktahuannya dan dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu.Atau,karena dikuasai emosi,dia sesaat kehilangan nalar/akal sehat untuk mengetahui mana yang baik dan jahat.Jika dia memiliki kebijaksanaan yang nalarnya berfungsi baik,dia pasti akan memilih yang baik.
Filosofi teras meberi sudut pandang lain,yaitu perbuatan "jahat" bisa jadi lahir karena ketidaktahuan,bukan karena memang diniatkan.Sama halnya seperti kita tidak mungkin marah-marah kepada bayi yang ingin mencolok sambungan listrik dengan jarinya dan membahayakan dirinya,karena dia "tidak mengerti" konsep bahaya listrik.
Sama seperti orang yang berbuat kejahatan,mungkin dia tidak tahu perilaku tersebut menyakiti perasaan orang lain.
Pada bahasan selanjutnya mengenai :
Kemarahan Kita Lebih Merusak daripada Perlakuan yang Kita Terima
Kemarahan dan kesedihan/baper kita itu jauh lebih merusak daripada perlakuan itu sendiri.Sekali lagi :BAPER ITU SUMBER SEGALA MASALAH.Karena baper dimulai dari persepsi kita sendiri atas sebuah peristiwa yang sering kali tidak dianalisis dahulu,dan karenanya bisa keliru.Kalau pun benar,tetap saja tidak berguna.
Mungkin Kita yang salah?
Ingatlha bahwa bisa jadi kita yang keliru.Opini,presepsi ,interprestasi kita belum tentu sama dengan fakta objektif yang ada.Bahkan,penglihatan kita pun bisa menipu kita,karena sudut pandang kita terbatas dan karena sering kali penglihatan kita bias.
foto tomat pada hari ini:
Hasil refleksi hari iniJujur saja,ingin jadi apa,mengembangan apa,dan tujuan kita itu apa,memang seharusnya ditemukan sejak dini,pengalaman berharga yang saya terima dari sharing saat diruang baca sangat lha berguna,dimulai dari Laborem Exercisens dan aplikasi masa kini,dimana menjelaskan mengenai perubahan yang harus diterima ,dari pekerjaan yang memerlukan fisik hingga diatasi oleh sebuah AI,berlanjut juga hingga sharing pengalaman,ternyata masih ada orang baik yang peduli tentang sesama,mungkin karena zaman internet dan media masa dimana,melihat orang yang benar benar baik tanpa membawa kamera kemana mana mungkin agak ragu untuk mengatakan bahwa mereka tulus melakukan itu semua,tetapi dengan sharing saat diruang baca saya mengerti bahwa pekerjaan bukan hanya untuk dirikita,melainkan bisa untuk Tuhan maupun kepada sesama


Tidak ada komentar:
Posting Komentar