Rabu, 30 November 2022

Menjadi Orang tua (bagian 2)

 

Bacaan:205-2019

Melatih Anak Menghadapi Kegagalan

"Kegagalan adalah guru yang terbaik" seperti inilha yang tertulis dalam buku,dan saya sangat setuju mengenai kata ini.Kemalangan memperkuat mereka yang ditimpanya,kita sungguh sial jika tidak pernah tertimpa kegagalan.

-Melatih interprestasi atas kemalangan/kegagalan.
Dalam stoisme kalah dan menang itu hanya sebuah fakta.Makna dari fakta itu sepenuhnya tambahan dari interpestasi kita.
Kita bisa mengajarkan kepada anak kita,bahwa ini adalah fakta hidup biasa,dan yang penting apa yang bisa dipelajari untuk ke depannya.

Menghadapi Kehilangan Anak

"Tidak ada kesedihan yang lebih besar dari kesedihan orang tua yang harus menguburkan anaknya",walaupun begitu kita mengerti bahwa emosi yang begitu kuat sulit dikendalikan,apalagi emosi yang lahir dari dukacita....saat kita mencoba berpura-pura[tidak sedih],air mata kita masih juga menetes.Lebih baik jika kita menaklukkan kesedihan daripada mencoba menipu diri sendiri.
"Dukacita yang dicoba ditutup-tutupi atau diahlikan perhatiannya akan terus kembali,dengan kekauatan yang lebih besar.Namun,dukacita yang teah ditaklukkan nalar akan tenang selamanya.."
Ini berarti menghadapi dukacita itu-tidak lari darinya,atau berusaha menutupinya dengan mengalihkan perhatiank.Dukacita itu dirasakan dan dihadapi.
Foto tanaman:















Hasil pertemuan hari ini:
Yaitu membahas soal cita-cita.
Cita-cita saya adalah menjadi seorang ahli dalam bidang IT,pekerjaan yang saya inginkan juga ada beberapa,berupa Web developer,progamer,AI Developer.Sekarang saya tengah fokus untuk menjadi back-end developer pada bidang TIK di Web develomper,saya sedang berusaha belajar skill yang saya butuhkan untuk dibidang tersebut,dan saya memutuskan untuk otodidak melakukan nya,sebelumnya saya masuk ke eskull  Informatika,tetapi banyak tuntutan pembimbing,bahkan saat awal saja,sudah diberitahukan proyek yang dibuat,dan tujuan saya belajar TIK pun terhambat oleh tuntutan tersebut,pembimbing TIK saya menuntut untuk membuat website profil dengan menggunakan vue.js,dimana tutorial yang dapat dimengerti di youtube minim,dan saya baru pemula dibidang seperti ini,lalu karna saya merasa tuntutan yang banyak,dan juga banyak masalah saat prosses belajar di eskull TIK,seperti internet lemot,kebablasan dengan topic lain,hingga pembimbing yang sibuk dan diliburkan beberapa kali,dan beberapa kali saya tidak ikut eskull TIK.akhirnya saya memutuskan keluar dan memutuskan untuk otodidak dan belajar semua dari awal,HTML,CSS,JAVASCRIPT,PYTHON,dan beberapa bahasa pemograman lainnya,tentu saja tidak mudah,tetapi saat saya belajar otodidak/mandiri saya lebih bisa merasa kearah mana saya berjalan menuju tujuan saya.
Karna ini tanggal 30/11/2022,dimana besok sudah tanggal 1Desember,saya mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan pelajaran-pelajaran yang saya terima dibulan ini dan disemua waktu yang berlalu,semoga saat desember dan bulan seterusnya,saya bisa jauh lebih berkembang dan belajar lebih banyak hal.

Selasa, 29 November 2022

Menjadi Orang Tua

 

Bacaan:190-204

Pada bacaan yang saya baca,sebenarnya saya tidak terlalu tahu menahu tentang bagaimana rasanya menjadi orang tua,tidak tau bagaimana mendidik seorang anak,tetapi bukan berarti ketidaktahuan saya menjadi penghambat untuk mengetahui ilmu untuk menjadi orang tua,pada halaman yang saya baca ini,diajarkan bagaimana cara untuk mendidik nalar pada anak,saya merasa bahwa saya tidak di didik dengan cara pada buku ini,yang membuat anak menjadi lebih baik,dan dapat menggunakan nalarnya dan mengendalikan emosi.Tetapi jika bukan orang tua saya,maka saya yang akan melakukan nya,karena saya adalah anak dari orang tua saya,lebih dari orang tua adalah hal yang saya inginkan,untuk membuktikan bahwa saya bisa melapaui orang tua saya,dengan kebanggaan kepada orang tua saya tentunya.
Pada halaman yang saya baca ditulis"Kebiasaan orang tua dari anak-anak sukses adalah menghargai usaha lebih dari menghindari kegagalan.Saya di didik dengan memercayai bahwa diri saya mempunyai berkat dari Tuhan yang tidak saya kembangkan,saya juga mencari banyak cara agar tidak gagal dari  segala masalah pada hidup saya.Saat saya SD-SMP saya sering menghindari presentasi karna terdengar menakutkan dan saya takut gagal akan hal tersebut,tetapi saat sampai ke Jogja saat SMA,banyak teman yang merasa ketakutan tetapi tak takut untuk gagal,itu mendorong saya untuk berpikir "Cuman presentasi kok,gagal yaudah"saya bersekolah ke Jogja untuk mencari pengalaman,dan ya...,saya mendapatkan banyak teman,banyak guru yang seru walaupun pelajaran dan soalnya sulit untuk dikerjakan,dan tentu nya seorang pacar,tetapi walaupun begitu orang tua saya juga berkontribusi dalam hidup saya.
Saat saya membaca buku ini saya mengerti bahwa kecerdasan dan bakat bukan sesuatu yang statis tetapi bisa diasah,saya sempat menyesal menyia-nyiakan bakat dan perfoma saya saat kecil dan tidak mengembangkan nya,tetapi karna saya telah belajar banyak soal filosofi teras,saya tau bahwa itu hanyalha masa lalu,yang saya butuhkan adalah masa depan,bukan masalalu yang terpuruk dan buruk bagi kehidupan saya,masa lalu saya yang membuat saya seperti ini.Kegagalan tidak dilihat sebagai indikator seorangt terlahir "bodoh", tetapi sebagai hambatan sementara yang bisa dilampaui dengan usaha.Saat saya mulai belajar stoisme saya mulai mengerti dalam menghadapi tantangan dalam hidup,dan saya menulis itu pada afirmasi saya juga.
Dihalaman lainnya juga ditulis "Dikotomi Kendali bagi Orang Tua"
memahami hal-hal mana yang diluar kendali kita,tetapi juga kerelaan untuk "melepas ilusi kendali" tersebut.Ada beberapa hal yang bisa kita kendalikan pada anak,misalnya nutrisi,dana pendidikan,dana kesehatan,pilihan sekolah(sampai usia dimana mereka mau memilih sendiri).
Yang lebih  berat diterima adalah hal-hal yang sudah douar kendali orang tua
-Kesehatan anak.Orang tua memang bisa memilihkan nutrisi dan imunisasi bagi mereka,tetapi pada akhirnya datangnya penyakit tidak bisa sepenuhnya kita tangkal.
-Minat dan hobi anak.
-Aspirasi/studi kuliah.
-pilihan pacar sampai pasangan menikah.
mungkin orang tua akan berkata"ini demi kebaikan mereka" tetapi mungkin para filsuf stoa akan berkata bahwa poinnya bukanlha "maksud"-nya,tetapi bahwa kita harus bersiap terhadap kekecewaan,kemarahan,air mata,dan rasa frustasi ketika kita memilih ilusi bisa mengendalikan kehidupan anak yang tidak berada dibawah kendali kita.

Membekali dengan Kebijaksanaan,Bukan Harta
"usahakan agar kamu meninggalkan anak-anak yang terdidik dengan baik dan bukan kaya(harta),karena mereka yang terdidik memiliki harapan yang lebih baik daripada kekayaan si bodoh.""-Epictetus(Discourse).]

"terdidik" disini memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekedar pendidikan formal,tetapi mencangkup pendidikan nilai-nilai dan filsafat hidup yang seharusnya datang dari orang tua.Etos kerja yang keras,jujur,memperlakukan orang lain dengan baik,bangkit dari kegagalan,dan lain-lain.

Pentingnya anak bersosialisasi 
Salah satu prinsip dasar filosofi teras adalah manusia sebagai mahkluk sosial.Hidup selaras dengan Alam juga berarti anak harus dibiasakan hidup bersosialisasi.
Keahlian hubungan antar manusia sering kali dianggap  sebagai soft skill,keahlian yang tidak terlalu penting,kalah dengan keahlian matematika,fisika ,bahasa inggris,dan lain-lain.Walaupun keahlian-keahlian tersebut juga penting,semakin banyak orang setuju bahwa kemampuan berinteraksi sosial dan bekerja sama dengan orang lain adalah faktor yang tidak kalah penting dalam menunjang kesuksesan seseorang.

Melatih Anak Menghadapi Perlakuan Buruk
Stoisme mempersiapkan kita untuk hidup dengan perilaku buruk dari orang lain,kita bisa mulai mengajarkan prinsip-prinsip yang sama kepada anak.Prinsip S-T-A-R bisa mulai diteladankan ke anak.Jika kita sendiri sebagai orang tua cepat emosional mendengar perlakuan anak lain kepada anak kita,ini teladan yang juga akan dipelajarinya.Jika orang tua terlihat tenang,rasional,tidak reaktif,dan tidak cepat-cepat membuka peti senjata Dinasti Ming,rasanya anak juga bisa meneladani itu.Orang tua S-T-A-R akan membesarkan anak anak yang S-T-A-R juga.



Foto tanaman:











Refleksi Hari ini:
Mengejarkan tes gaya belajar,saya mendapatkan hasil sebagai berikut:

 

Gaya belajar kamu cenderung lebih kuat pada gaya belajar visual yang mampu menyerap informasi terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata. Artinya bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham, gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian mempercayainya.

Namun, disisi lain kamu juga memiliki gaya belajar kinestetik yang akan lebih menunjang cara belajar kamu agar lebih maksimal. Gaya belajar kinestetik adalah pembelajar yang mampu menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik.(yang tertulis pada hasil).

 

Lalu saya mendapatkan presentase sebagai berikut: 

 

 Dan ituadalah hasil dari Gaya belajar saya,selain itu,saya dan teman-teman juga turut membagikan cara belajar masing-masing,dan tentunya berbeda beda,tidak semua cocok pada beberapa gaya belajar,dimana tentu saja perbedaan tersebut akan menyulitkan jika metode belajar yang diterima berbeda dengan gaya belajar,tetapi itulah gunanya kita sharing mengenai berbedaan gaya belajar,dengan berbedaan tersebut kita dapat menyatu dan bekerja sama untuk berkembang bersama sama 
 


 

 

 

 

 

Senin, 28 November 2022

Menghadapi Kesusahan dan Musibah

 

Bacaan: 177-190

Salah satu aplikasi stoisme(filosofi teras) adalah bagaimana harus bersikap dan bertindak di dalam kesusahan,musibah,dan bencana.Bagaimana sesuatu yang eksternal dianggap sebagai,tidak baik dan tidak buruk.

Tidak ada peristiwa hidup yang bisa kitasebut "baik" atau ":buruk",yang ada hanyalah interprestasi kita.

Filosofi teras mengajarkan untuk melihat kesulitan dan tantangan sebagai ujian.Interprestasi kita bisa makin memperburuk kondisi kita.Misalnya,dengan terus-terusan bertanya"Salah apa saya sampai tertimpa ini?" Atau "Saya sudah berbuat baik,mengapa Tuhan tidak adil?". Dan berbagai interprestasi lain yang mengubah situasi.pikiran-pikiran ini adalah irasional menurut FIlosofi Teras,karena kita menghabiskan energi untuk hal-hal yang diluar kendali kita.

FIlosofi Teras mengajarkan kita untuk menginterprestasi peristiwa negatif sebagai ujian,kesempatan untuk menjadi lebih baik.

"Kesusahan yang datang terus-menerus membawa berkah iniLmereka yang selalu tertimpanya,akhirnya akan diperkuat olehnya."-Seneca

FIlosofi Teras mengajarkan saya,bahkan dalam berjuang kita tidak harus menang untuk bisa mencapai tujuan,kita hanya perlu belajar dari kekalahan untuk mendapatkan kemenangan selanjutnya,sudah berapa banyak orang sukses yang dulunya jatuh?,Walt disney yang dipecat karena dianggap kurang imajinasi dan misin ide,Guru Thomas Edison yang mengatakan bahwa ia terlalu bodoh untuk belajar apapun,naskah harrypoter ditolak oleh 12 penerbit besar sampai akhirnya diterbitkan.Kerja keras mereka tidak melulu berjalan sempurnah,jatuh berkali-kali hingga dapat berdiri lagi dan menjadi lebih baik.Keuntungan di kesusahan yang kita lalui bergantung pada diri kita,bagaimana kita memanfaatkan interprestasi kita.


Melawan Pola Pikir Destruktif

Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan unsur-unsur didalamnya dapat dianalisis.(Menganalisis suatu obyek)

Dalam meghadapi musibah,ada pola pikir yang merusak yang harus kita lawan.

DIsebutkan pada halaman ini mengenai pola pikir 3P yang menurt psikolog Martin seligman bisa menghambat kita untuk pulih dari musibah.Pola pikir 3P itu adalah:

-Personalization.Menjadikan musibah sebagai kesalaha pribadi\

-Parvasiveness.Menganggap musibah disuatu aspek hidup sebagai musibah di seluruh aspek hidup

-Permmanence. Keyakinan bahwa akibat dari sebuah musibah/kesulitan akan dirasakan terus menerus.


Pola 3P ini bukanlha fakta,tetapi murni konstruksi di dalam kepala kita sendiri.

Konsep 3P tersebut membantu kita mengidentifikasi pola pikir apa yang harus dihindari disaat kita tertimpa kesusahan/musibah.Minimal dengan adanya Pola 3P ini,kita bisa cepat menyadari saat mulai terjebak dalam pola menyalahkan diri sendiri,,atau membiarkan masalah merembet ke mana-mana,atau ,emganggap perasaan duka ini akan selamanya.


Menerima Penderitaan

Kita tadi sudah diingatkan bahwa apa yang kita sebut sebagai "bencana","musibah","kesulitan", dan lainnya adalah konstruksi mental kita sendiri.Stoisme melihat peristiwa,apapun itu,sebagai sebuah fakta objektif.Makna dari peristiwa itu datang dari kita sendiri,dan karenanya kita punya pilihan hendak  memaknainya sebagai hal buruk,atau sebagai hal yang baik.


Menang dengan Bertahan

KIta tidak diharapkan untuk menang dengan cara "mengalahkan" cobaan.Didalam Filosofi Teras,kemenangan kita atas cobaan dan kesusahan hidup yang diperoleh dengan bertahan dan "melawan lawan kita".Saat cobaan,kesusahan,bencana terasa begitu berat melanda,yang diminta dari kita bukanlha teori,startergi,tips,dan trik yang canggih-canggih.Stoisme hanya meminta kita untuk cukup "bertahan" tetap teguh,bagai tebing karang yang tidak bisa dikalahkan badai.

Latihan Menderita

Apakah kita bisa melepaskan kenyamanan yang bisa kita nikmati selama beberapa hari?,Apakah hidup melarat sungguh-sungguh menakutkan?Apakah kondisi berkekurangan ini adalah sebuah bencana besar dalam hidup kita?ataukah saat dijalani ternyata tidak semenakutkan itu yang kita pikirkan(walaupun tetap tidak nyaman).Karena ternyata kita bisa hidup dengan segala kenyamanan yang berlebih.Inggatlha bahwa kekayaan kenyamanan,fasilitas yang kita dapatkan bukanlha sesuatu yang bisa kendalikan,kita bisa mencoba yang sering menaiki motor ke sekolah padahal dekat ,mencoba memakai sepatu,yang setiap hari nya memakan makanan enak,baju yang bagus,cobalha untuk memakai baju kusam,dan jelek dengan bahan yang tidak senyaman yang biasanya kita pakai,cobalah untuk makan makanan yang sederhana,dan katakan"apakah ini terasa begitu menakutkan?","apakah ini terasa menderita?" percobaan ini dapat dilakukan 1-4 hari,pada akhirnya kita akan beradaptasi dengan hal-hal baru ini,dan jika kita kembali ke kehidupan kita sebelum nya,kita akan terasa lebih bahagia,karna sejujurnya apapun yang membuat kita senang akan kehilanggan kenikmatan nya.Practic ini bermanfaat untuk membentuk rasa percaya diri,sehingga kita bisa menanggung musbah dengan tabah dan kuat.Manfaat akhirnya juga adalah untuk mengajak kita (yang lebih beruntung) sesekali keluar dari kenyamanan yang telah kita anggap "normal" dan menyadari ada jutaan orang lainnya yang tidak seberuntung kita dan bisa merasakan yang mereka lalui setiap hari(bersyukur).

foto tanaman:

Refleksi:
Hari ini dilakukan sebuah tes kepribadian dan saya mendapatkan hasil yang saya rasa sangat mengambarkan saya diwaktu sekarang


Personality typeMediator (INFP-A)
Traits: Introverted – 61%, Intuitive – 52%, Feeling – 51%, Prospecting – 63%, Assertive – 72%
Role: Diplomat
Strategy: Confident Individualism

Meskipun mereka mungkin tampak pendiam atau sederhana, Mediator (INFP) memiliki kehidupan batin yang bersemangat dan penuh gairah. Kreatif dan imajinatif, mereka dengan senang hati tenggelam dalam lamunan, menciptakan segala macam cerita dan percakapan dalam pikiran mereka. Kepribadian ini dikenal karena kepekaannya – Mediator dapat memiliki respons emosional yang mendalam terhadap musik, seni, alam, dan orang-orang di sekitar mereka.

Idealis dan empati, Mediator merindukan hubungan yang mendalam dan penuh perasaan, dan mereka merasa terpanggil untuk membantu orang lain. Tetapi karena tipe kepribadian ini merupakan bagian kecil dari populasi, Mediator terkadang merasa kesepian atau tidak terlihat, terombang-ambing di dunia yang tampaknya tidak menghargai sifat yang membuat mereka unik.


Kekuatan Mediator (INFP).

  • Empati – Mediator tidak hanya peduli dengan orang lain secara abstrak. Kepribadian ini sebenarnya bisa merasakan emosi orang lain, dari suka dan duka hingga duka dan penyesalan. Karena kepekaan ini, Mediator cenderung bijaksana dan baik hati, dan mereka membenci gagasan menyakiti siapa pun, bahkan tanpa sengaja.
  • Dermawan – Mediator jarang menikmati kesuksesan dengan mengorbankan orang lain. Mereka merasa terpanggil untuk membagikan hal-hal baik dalam hidup mereka, memberikan penghargaan yang pantas, dan mengangkat orang-orang di sekitar mereka. Kepribadian ini ingin berkontribusi pada dunia di mana setiap suara didengar dan tidak ada kebutuhan yang tidak terpenuhi.
  • Berpikiran Terbuka – Toleran dan menerima, Mediator mencoba untuk tidak menilai keyakinan, gaya hidup, atau keputusan orang lain. Ini adalah tipe kepribadian yang lebih memilih belas kasih daripada mencari-cari kesalahan, dan banyak Mediator merasakan empati bahkan terhadap mereka yang telah berbuat salah. Karena mereka begitu menerima, Mediator sering kali menjadi orang kepercayaan bagi teman dan orang yang mereka cintai – dan kadang-kadang bagi orang asing.
  • Kreatif – Mediator suka melihat sesuatu dari perspektif yang tidak konvensional. Beberapa hal memberi mereka lebih banyak kesenangan daripada membiarkan pikiran mereka mengembara melalui segala macam ide dan kemungkinan dan lamunan. Maka tidak mengherankan jika banyak Mediator tertarik pada pengejaran kreatif - atau bahwa tipe kepribadian ini terwakili dengan baik di antara penulis dan seniman.
  • Bergairah – Ketika sebuah ide atau gerakan menangkap imajinasi mereka, Mediator ingin memberikan sepenuh hati untuk itu. Orang dengan tipe kepribadian ini mungkin tidak selalu blak-blakan, tetapi itu tidak mengurangi perasaan kuat mereka terhadap suatu tujuan yang sesuai dengan keyakinan dan keyakinan mereka.
  • Idealistis – Mediator berusaha untuk mengikuti hati nurani mereka, bahkan ketika melakukan hal yang benar tidaklah mudah atau nyaman. Mereka jarang melupakan keinginan mereka untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan penuh tujuan – kehidupan yang membantu orang lain dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Kelemahan Mediator (INFP).

  • Tidak realistis – Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang sempurna – dan itu bisa menjadi kebenaran yang sulit diterima oleh Mediator. Orang dengan tipe kepribadian ini bisa menjadi orang romantis yang putus asa, dengan visi berwarna mawar tentang seperti apa hidup mereka seharusnya. Hal ini dapat membuat Mediator kecewa ketika kenyataan tak terelakkan jauh dari impian mereka.
  • Mengisolasi Diri – Mediator ingin sekali berhubungan dengan orang lain, tetapi mereka tidak selalu tahu caranya. Terutama di lingkungan baru, Mediator mungkin enggan menempatkan diri mereka di luar sana dengan cara yang akan membantu mereka mendapatkan teman baru atau terlibat dalam komunitas baru. Akibatnya, orang dengan tipe kepribadian ini terkadang merasa kesepian atau terisolasi.
  • Tidak fokus – Sifat imajinatif dan introspektif mediator tidak selalu mendukung produktivitas. Banyak Mediator merasa frustrasi dengan betapa sulitnya mereka merasa lelah dan menyelesaikan sesuatu. Masalahnya bukan karena mereka tidak mampu – melainkan, mereka mengalami masalah ketika mereka begitu terperangkap dalam ide dan cita-cita yang berbeda sehingga mereka gagal untuk berkomitmen pada suatu tindakan.
  • Rentan Secara Emosional – Keselarasan emosional dari kepribadian ini adalah salah satu kekuatan terbesar mereka. Namun, kecuali Mediator menetapkan batasan, mereka berisiko menyerap suasana hati atau sikap negatif orang lain.
  • Putus asa untuk Menyenangkan - Konflik cenderung membuat stres bagi Mediator, yang mendambakan keharmonisan dan penerimaan. Ketika seseorang tidak menyukai atau tidak menyetujuinya, kepribadian ini mungkin terpaku untuk mencoba menjernihkan suasana dan mengubah pikiran orang tersebut. Sayangnya, keinginan Mediator untuk menyenangkan orang lain dapat menguras energi mereka, menutupi kearifan batin mereka dan kesadaran mereka akan kebutuhan mereka sendiri.
  • Self-Critical – Mediator percaya pada potensi unik mereka, dan mereka sangat ingin hidup sesuai dengan itu. Tetapi ini dapat menyebabkan mereka memiliki harapan yang tidak realistis untuk diri mereka sendiri. Ketika Mediator gagal memenuhi visi ini, mereka mungkin menuduh diri mereka sendiri tidak berguna atau egois atau sangat tidak mampu. Diambil terlalu jauh, kritik diri ini dapat mematahkan semangat Mediator, membuat mereka menyerah bahkan pada impian tersayang mereka.
  • Jalur Karir

  • Banyak Mediator (INFP) mendambakan karir yang tidak hanya mengurusi tagihan tetapi juga terasa memuaskan. Mereka ingin menghabiskan hari-hari mereka melakukan sesuatu yang benar-benar mereka sukai, sebaiknya tanpa terlalu banyak tekanan atau drama.
  • Bagi Mediator, jalur karier yang ideal harus terasa seperti panggilan, bukan sekadar pekerjaan. Dan jika itu tidak melibatkan terlalu banyak interaksi sosial atau panggilan telepon yang menguras tenaga, itu lebih baik.

    Pernah idealis, Mediator mungkin berjuang untuk menemukan profesi yang memenuhi kebutuhan praktis mereka dan memenuhi impian mereka. Kepribadian ini mungkin terhanyut dalam frustrasi, menunggu pekerjaan yang sempurna muncul dengan sendirinya dan akhirnya merasa mandek atau khawatir bahwa mereka tidak memenuhi potensi mereka.Sayangnya, tidak ada pekerjaan yang sempurna, dan pertanyaan apakah harus puas dengan posisi yang kurang ideal dapat sangat membebani orang dengan tipe kepribadian ini. Untungnya, kreativitas, kemandirian, dan keinginan tulus Mediator untuk terhubung dan membantu orang lain dapat membantu mereka bersinar – dan menemukan kepuasan – di hampir semua bidang pekerjaan.

  • Hubungan Romantis

    Mediator (INFP) adalah pemimpi dan idealis, terutama dalam hal romansa. Orang dengan tipe kepribadian ini percaya pada kekuatan dan keindahan cinta sejati, dan mereka dengan tulus berharap untuk tidak pernah puas dengan hal yang kurang dari itu.

  • Maka, adil untuk mengatakan bahwa Mediator mendekati dunia romansa dengan harapan tinggi. Mereka mungkin menghabiskan waktu bertahun-tahun melamun tentang hubungan yang sempurna, membayangkan bagaimana rasanya berbagi diri terdalam dengan orang lain. Tetapi kenyataan berkencan bisa mengejutkan Mediator, memaksa mereka bergulat dengan pertanyaan yang menantang: Jika mereka ingin menjalin hubungan, apakah mereka harus berkompromi dengan cita-cita mereka?

    Romantisme Tanpa Harapan

    Mediator tidak hanya ingin mencari pasangan – mereka ingin terhubung dengan belahan jiwa. Bijaksana dan berpikiran terbuka, kepribadian ini umumnya bersedia mempertimbangkan untuk berkencan dengan semua jenis orang. Mediator membanggakan diri atas kemampuan mereka untuk mengabaikan ciri-ciri dangkal pasangan potensial – seperti penampilan, status sosial, atau kepemilikan – dan berfokus pada tanda-tanda kecocokan yang lebih dalam dan lebih berarti.

    Mediator berbagi keyakinan bahwa dua orang dapat bersatu dalam suatu hubungan dan membuat satu sama lain lebih baik dan lebih bahagia daripada sebelumnya.

    Tetapi akan menjadi suatu kesalahan untuk berpikir bahwa Mediator tidak memiliki standar yang terbentuk sebelumnya untuk orang penting lainnya. Dengan pikiran dan imajinasi yang aktif, orang dengan tipe kepribadian ini cenderung mengembangkan dan membawa serta visi pasangan ideal mereka – visi yang mungkin didasarkan pada karakter fiksi favorit, orang yang pernah mereka kenal, atau sekadar cerita yang mereka miliki. Saya telah memberi tahu diri mereka sendiri tentang bagaimana cinta "seharusnya" terlihat.

    Ketika mereka bertemu seseorang yang baru, kebanyakan Mediator mau tak mau membandingkan orang itu dengan belahan jiwa ideal yang mereka impikan. Tidak mengherankan, perbandingan seperti itu cenderung menyingkirkan lebih dari beberapa calon mitra. Mungkin sulit – jika bukan tidak mungkin – bagi seseorang yang nyata, berdarah-daging untuk memenuhi impian-impian berharga seorang Perantara.

    Berusaha

    Seiring waktu, banyak Mediator belajar bahwa cinta sejati tidak terjadi begitu saja secara ajaib – dibutuhkan kompromi, pengertian, dan kerja keras. Lagi pula, tidak ada pasangan yang sempurna, dan bahkan hubungan yang paling indah pun memiliki tantangannya sendiri. Untungnya, orang dengan tipe kepribadian ini dapat menemukan banyak kegembiraan dalam upaya yang diperlukan untuk memperkuat suatu hubungan.

    Ketika mereka jatuh cinta, Mediator mengungkapkan betapa gairah berdenyut di balik penampilan luar mereka yang tenang. Berbakti dan setia, mereka tetap menghormati kemandirian pasangannya, bertujuan untuk menerima pasangannya apa adanya. Meski begitu, kepribadian ini juga ingin membantu pasangannya belajar, tumbuh, dan mengejar tujuan mereka. Mediator selalu memimpikan cara untuk meningkatkan diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka, dan hal terakhir yang mereka inginkan adalah pasangan mereka merasa tidak bahagia atau mandek.

    Kepribadian mediator menggunakan kasih sayang dan wawasan mereka untuk memahami orang yang mereka sayangi, dan mereka memanfaatkan kreativitas mereka untuk membuat pasangan mereka merasa istimewa.

    Banyak orang dengan tipe kepribadian ini mendedikasikan diri mereka untuk membantu pasangannya meningkatkan kehidupan mereka. Meskipun ini adalah tujuan yang mulia, Mediator harus memastikan untuk melacak kebutuhan mereka sendiri dan memastikan pasangannya benar-benar siap untuk berubah. Asalkan mereka melakukannya, dukungan dan pengabdian Mediator dapat membuat semua perbedaan dalam kehidupan pasangan mereka.

    Menemukan Apa yang Nyata

    Mediator cenderung mempromosikan harmoni atas perselisihan. Meskipun ini memberikan stabilitas pada hubungan mereka, itu juga dapat menyebabkan masalah. Untuk menghindari memicu konflik, Mediator mungkin menghindari berbicara secara terbuka tentang hal-hal yang mengganggu mereka – sebagai gantinya, mereka mungkin secara mental terpaku pada masalah atau mencoba menyelesaikannya sendiri. Mereka mungkin juga fokus untuk membuat pasangannya bahagia, dengan mengorbankan prioritas dan perasaan diri mereka sendiri.

    Orang dengan tipe kepribadian ini mungkin perlu mengingatkan diri mereka sendiri bahwa komunikasi yang terbuka dan jujur ​​diperlukan dalam suatu hubungan, meskipun itu tidak selalu mudah. Nyatanya, momen keterbukaan seperti itu bisa mengubah hubungan menjadi lebih baik.

    Selama mereka berkomunikasi secara terbuka, Mediator lebih dari mampu untuk tetap setia pada diri mereka sendiri dalam suatu hubungan – dan mendorong orang yang mereka sayangi untuk melakukan hal yang sama. Dengan membawa seluruh hati dan pikiran mereka ke dalam hubungan mereka, Mediator dapat menemukan apa artinya mencintai dan dicintai.


Jumat, 25 November 2022

Manusia Lain dan Waktu

 

Bacaan:165-175

"Manusia adalah kerja kita "Tugas kita adalah berlaku baik dan hidup berdamingan dengan mereka,Akan tetapi,ketika mereka menjadi halangan dalam kita menjalankan kerja kita,mereka menjadi irelevan.

Begitulha yang tertulisdibuku.Hubungan kita dengan manusia lain sebagai salah satu "kerja" kita.Kewajiban kita adalah terlebih dahulu melakukan hal yang baik kepada orang lain dan bisa hidup rukun di sisi mereka(minimal bisa  menerima/mentolransi hidup rukun disisi mereka).Kita tau dalam hidup ini tidak semua manusia memiliki prinsip yang sama,dan mereka sengaja atau tidak sengaja menghalangi atau tidak menghargai upaya kebikan kita.Marcus Aurelius menasehati agar kita tidak menjadi patah hati dan menyerah.

Tetapi walaupun begitu pernakah kita dikecewakan sesudah berbuat baik kepada orang lain,dan kemudian berkata dalam hati "Males banget.Kapok jadi orang baik"

Marcus Aurelius segera melanjutkan untuk tidak memperdulikan orang-orang ini."Dianggap angin saja"


MANAJEMEN WAKTU

"Manusia tidak mengizinkan orang lain merebut properti rumah dan tana mereka.Jika ada sedikit saja perselisihan mengenai batas (tanah),manusia berlomba mengambil batu dan senjata.Akan tetapi,manusia mengizinkan manusia lain mencuri hidup mereka."

-Seneca (On the Shortness of life)

KIta bisa memberikan terlalu banyak waktu kita untuk emosi neatif kepada orang lain.Mungkin kita menyimpan dendam,atau menghabiskan berjam-jam menggosipkan orang lain.yang mana menurut Seneca ini lebih buruk dari menghamburkan uang.

"manajemen waktu"yang lebih penting dari "manajemen uang".mengatur waktu disini juga termasuk juga memperhatikan waktu yang kita curahlan kepada orang lain.

Kita akan menjalani detik-detik akhir kehidupan ,kita menyesali mengapa kita menghabiskan banyak waktu untuk orang-orang yang tidak layak menerima nya.waktu akan terus mendekatkan dirikita kepada kematian.


Foto tanaman:


Refleksi hari: Tour ke universitas YPKN,jujur saja kita sempat mengikuti seminar,diajarkan mengenai dana pensiuan,bagaimana mengelola nya hingga kita belajar saham,itu merupakan pengalaman yang bagus dan pembelajaaran yang bagus untuk kedepan nya,tetapi waluapun begitu,saya sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis,walaupun begitu ilmu yang diberikan merupakan hal yang sangat berguna.




Kamis, 24 November 2022

Kemarahan:"Gila Sementara"

 

Bacaan:155-163

Kemarahan bisa begitu memuncak anya karena awal yang REMEH.Betapa benar dan tragis.Pernahkah kita membaca berita dua kampung bisa tawuran hanya karena masalah pertandingan bola?Orang-orang  berpendidikan bisa naik pitam,bahkan baku hantam dijalan,hanya karena urusan keserempet?


Kemarahan mempengaruhi kewarasan kita.Mungkin karena hal ini juga orang zaman dulu menarik kesimpulan,"yang waras mengalah." Karena percuma berhadapan dengan orang yang sedang tidak waras,walau hanya sementara.Berikut kali kita merasakan kemarahan mulai terbangun,segeralah menghentikannya.Rasanya tidak ada yang mau dibilang sebagai "orang gila",walaupun hanya untuk sementara.Ajaran orang zaman dulu untuk menghitung sampai sepuluh sebelum mengekspresikan kemarahan mungkin ada benarnya ,karena memberi kesempatan  untuk kewarasan kita pulih kembali.


JANGAN SAMPAI KITA MENGISOLASI DIRI

Stoisme mengingatkan kita untuk selalu menjaga kehidupan sosial kita,dengan menjaga kerukunan dan silahrutahmi kita.Marcus Aurelius berpendapat bahwa sebisa mungkin kita tidak memutuskan tali hubungan sesama kita,yang bisa menyebabkan kita bisa terpotong dari masyarakat secara keseluruhan.

Ajaran stoisme bahwa manusia adalah mahluk sosial dan sebaiknya tidak mengisolasi diri mendapatkan dukungan dari ilmu kesehatan.

Efek dari kesepian bisa meningkatkan hormon stress dan inflamasi,yang kemudian bisa menambah risiko penyakit jantung,artritis,pikun,bahkan upaya bunuh diri.Rasa kesepian tidak ada hubunannya dengan jumlha teman atau kenalan,seseorang bisa dikelilingi banyak orang,tetapi merasa kesepian.Kualita dari hubungan antarmanusia menjadi lebih penting dari kuantitas.Manusia harus hidup bersama manusia lainnya dengan baik demi kebaikannya sendiri.

Satu-satunya cara agar kita tidak "memotong" diri kita dari hubungan sosial adalah dengan tidak baperan,tidak sensitif atau mudah terprovokasi,apalagi murah marah-marah.


Terkadang,Ada orang-orang yang Harus Dihindari

"Pertemanan palsu adalah yang terburuk.Hindarilha sebisa mungkin.Jika kamu jujur dan terus terang dan bermaksud baik,itu akan tampak di matamu.Tidak mungkin disalah artikan." -MArcus Aurelius(Meditations)

Masalah teman palsu ini ,adalah salah satu contoh tipe manusia yang terburuk dan harus dihindari sebisa mungkin.Akan ada selalu orang yang negatif,yang tidak mau dikoreksi,atau teman teman palsu.Ketika sudah tidak mungkin untuk mengoreksi atau menoleransi mereka,jalan terakhir adalah menghindari orang-orang tertentu dalam hidup selalu ada.

Kita harus eksrra hati-hati dalam memilih orang,dan memutuskan apakah mereka layak untuk berbagi waktu dengan hidup kita......

Tidak ada yang lebih mengembirakan dari persahabatan yang akrab dan setia.,Sungguh sebuah berkah untuk memiliki mereka yang siap dan mau menerima segala rahasia kita dengan aman.


Foto tanaman hari ini:


Refleksi hari ini:hari ini yaitu sharing dari para alumni. Salah satu cerita yang menarik ,yaitu sharing dari Bapak Indah Barus. Ia merupakan seorang petani beras Awalnya ia bekerja sebagai manager pabrik. Gajinya tergolong besar. Tetapi, akibat dari gaji yang besar ini, Pak Barus menjadi sombong. Sehingga, bisnisnya ini bangkrut. Ia juga sempat usaha alat-alat listrik. Lagi-lagi, usaha ini tidak berjalan lancar. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi seorang petani.

dari yang awalnya bekerja menjadi manager pabrik, sekarang ia bekerja sebagai petani yang sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, dengan ia menjadi petani, ia harus mengurusi 500 karyawan yang bekerja dengannya. Bahkan, ia juga memproduksi beras dengan kualitas premium.saya belajar bahwa jika kita mau berusaha, bekerja keras, dan pantang menyerah, pasti akan mendapatkan hasil apapun itu bentuknya. 

Rabu, 23 November 2022

Mungkin presepsi kita salah

 

Bacaan:142-154

Para filsuf stoa juga menyadari ada kemungkinan lain,yang bahkan lebih sering terjadi yaitu banyak orang sebenarnya menyakiti kita "tanpa sengaja"

Ketika ada yang berkata buruk tentang mu,ingatlha bahwa dia bertindak dan berbicara  karena mengira itu memang tugasnya.Ingatlha bahwa tidak mungkin dia mengerti sudut pandang kita,tetapi hanya sudut pandang dia sendiri.Karenanya,jika dia melakukan kesalahan dalam menilai,sebenarnya dialah yang merugikan ,karena dia telah tertipu.Jika seseorang menganggap sesuatu yang benar sebagai keliru,yang benar itu sendiri tidak rugi,tetapi justru dia yang tertipu dia yang rugi.Untuk mengatasi presepsi ataupun hinaan yang terlempar pada kita,kita bisa dengan berkata "itu kan menurut mu...".

Setiap kejahatan mungkin memiliki kemungkinan lain,yaiut bahwa orang tersebut tidak bermaksud menyakiti kita,tetapi justru dia melakukan untuk "kebaikan" menurut sudut pandang dia.


Menyadari bahwa orang lain bertindak menurut apa yang baik sesuai perspektifnya bisa membantu kita menjadi lebih kurang reaktif terhadap ujaran dan tindakan orang lain.Karena seberapa pun menyebalkannya perilaku atau perkataan orang lain,belajar memahami niat dan perspektif mereka bisa membantu kita meberi respons yang lebih baik.

Berlanjut ke pembahasan selanjutnya dalam buku mengenai:

Mengkasihani Mereka yang Jahat kepada Kita

Percaya bahwa banyak orang yang berbuat jahat tidak karena "berniat jahat".Orang berbuat jahat akibat ketidaktahuannya dan dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu.Atau,karena dikuasai emosi,dia sesaat kehilangan nalar/akal sehat untuk mengetahui mana yang baik dan jahat.Jika dia memiliki kebijaksanaan yang nalarnya berfungsi baik,dia pasti akan memilih yang baik.

Filosofi teras meberi sudut pandang lain,yaitu perbuatan "jahat" bisa jadi lahir karena ketidaktahuan,bukan karena memang diniatkan.Sama halnya seperti kita tidak mungkin marah-marah kepada bayi yang ingin mencolok sambungan listrik dengan jarinya dan membahayakan dirinya,karena dia "tidak mengerti" konsep bahaya listrik.

Sama seperti orang yang berbuat kejahatan,mungkin dia tidak tahu perilaku tersebut menyakiti perasaan orang lain.

Pada bahasan selanjutnya mengenai :

Kemarahan Kita Lebih Merusak daripada Perlakuan yang Kita Terima

Kemarahan dan kesedihan/baper kita itu jauh lebih merusak daripada perlakuan itu sendiri.Sekali lagi :BAPER ITU SUMBER SEGALA MASALAH.Karena baper dimulai dari persepsi kita sendiri atas sebuah peristiwa yang sering kali tidak dianalisis dahulu,dan karenanya bisa keliru.Kalau pun benar,tetap saja tidak berguna.

Mungkin Kita yang salah?
Ingatlha bahwa bisa jadi kita yang keliru.Opini,presepsi ,interprestasi kita belum tentu sama dengan fakta objektif yang ada.Bahkan,penglihatan kita pun bisa menipu kita,karena sudut pandang kita terbatas dan karena sering kali penglihatan kita bias.

foto tomat pada hari ini:

Hasil refleksi hari ini

Jujur saja,ingin jadi apa,mengembangan apa,dan tujuan kita itu apa,memang seharusnya ditemukan sejak dini,pengalaman berharga yang saya terima dari sharing saat diruang baca sangat lha berguna,dimulai dari Laborem Exercisens dan aplikasi masa kini,dimana menjelaskan mengenai perubahan yang harus diterima ,dari pekerjaan yang memerlukan fisik hingga diatasi oleh sebuah AI,berlanjut juga hingga sharing pengalaman,ternyata masih ada orang baik yang peduli tentang sesama,mungkin karena zaman internet dan media masa dimana,melihat orang yang benar benar baik tanpa membawa kamera kemana mana mungkin agak ragu untuk mengatakan bahwa mereka tulus melakukan itu semua,tetapi dengan sharing saat diruang baca saya mengerti bahwa pekerjaan bukan hanya untuk dirikita,melainkan bisa untuk Tuhan maupun kepada sesama

Selasa, 22 November 2022

Hidup diantara orang yang menyebalkan

 

Bacaan:135-142

Saya membuat blog ini pada tanggal 22/11/selasa,seperti biasa pada jam yang mirip,yaitu jam 10-1 malam,bukan tanpa alasan saya menulis saat tengah malam,saat tengah malam seperti ini,saya cenderung bosan dan jenuh,sehingga dapat memikirkan apa yang akan saya lakukan selanjutnya,seperti membaca dll.


Manusia adalah mahluk sosial,ya dari sekolah dasar mungkin bahkan kita telah diberitahu bahwa manusia adalah mahluk sosial.Kemampuan berbahasa yang kompleks yang dimiliki spesies kita diduga berevolusi dari kebutuhan berkomunikasi sesama manusia,karena dengan komunikasi kita bisa bekerja sama bertahan hidup.

"Semua manusia diciptakan untuk satu sama lain"

-Marcus Aurelius


Namun,manusia juga adalah homo homini Nyebelin-manusia yang nyebelin bagi manusia lainnya.Kita adalah manusia yang sering kali nyebelin bagi orang lain dengan ulah dan perkataan kita.Perilaku menyebalkan ini juga termasuk tindakan-tindakan kecil kita,seperti bermain hp di bioskop,masuk lift tidak menunggu yang keluar terlebih dahulu,atau segala perilaku tidak tertib di jalan raya.


People hurt and offend each other-manusia saling menyakiti dan menyingung sesamanya-ini kenyataan.Tidak ada tempat dimana pun di dunia ini untuk kita bisa menghindari orang-orang menyebalkan,bahkan di tempat ibadah sekalipun."mengharapkan orang jahat untuk tidak menyakiti orang lain adalah kita.Itu adalah meminta hal yang tidak mungkin.Arogan sekali jika kita tidak bisa memaklumi orang jahat berbuat jahat kepada orang lain,tetapi kita tidak terima jika terjadi kepada kita.Itu kelakuan seorang tiran." ujar Marcus Aurelius(mediations).


FIlosofi teras mengingatikan kita untuk selalu siap bahwa kita pun akan mendapatkan perilakuan buruk suatu saat dalam hidup kita.


Stoisme mengajarkan kita untuk tidak memberikan kuasa kepada orang lain untuk menganggu kita.Artinya,kuasa itu sudah ada di  tangan kita.Perasaan terganggu oleh perilaku orang lain sepenuhnya terserah kita,dan kitalha yang menentukan mau meberi power itu ke orang lain atau tidak.Orang lain tidak bisa membuat kita merasa terganggu jika kita tidak mengizinkannya.Jika kita terganggu oleh itu semua kitalah yang mengizinkan nya.



Bukan karena apa yang mereka lakukan,tetapi karena apa yang TIDAK mereka lakukan.Misal nya,orang yang tidak tahu berterimakasih.

Stoisme mengajarkan agar kita jangan bete jika kebaikan atau kemarahan kita TIDAK dibalas.

Bersikap baik kepada orang lain adalah pilihan dan dibawah saya,dan betapa bodohnya jika saya mengharapkan orang lain"harus"  memberi respons yang sesuai.Saya sudah sangat bahagia bahwa saya telah bertindak mempedulikan orang lain.Tidak lebih dari itu.


"kamu salah jika kamu melakukan kebaikan  pada orang dan berharap dibalas ,dan tidak melihat perbuatan baik itu sendiri sudah  menjadi upahmu."


Berlanjut ke bahasan selanjutnya pada halaman yang saya baca tentang:

Butuh Dua Pihak untuk Merasa Terhina

"ingat,untuk bisa benar-benar menyakiti kita,tidak cukup dengan hinaan saja.Kita harus percaya bahwa kita sedang disakiti.Jika seseorang sukses membuat kamu terprovokasi,sadarilha bahwa pikiran mu pun turut berperan dalam provokasi ini.

Kita tidak bisa mengendalikan hinaan atau pun hal yang membuat kita kesal atas tindakan orang lain,tetapi kita bisa mengendalikan tanggapan mengenai perlakuan orang lain tersebut(merasa terhina/terganggu berada dibawah kendali kita).

Bahwa celaan dan hinaan tidak pernah benar-benar bisa melukai objeknya-kecuali diizinkan.Seperti ilustrasi,kita berdiri disebuah lukisan mahal disebuah pameran,kita menghina lukisan tersebut,dan berteriak tentang lukisan itu,tetapi apakah lukisan itu akan berkurang harganya?.Tentu saja tidak,sama seperti hal nya kita ,walaupun dihina dengan apapun,jika kita tidak menanggapi nya maka tidak akan berdampak apa apa kepada diri kita.

"sebagai obat untuk melawan ketidak ramahan,kita dianugrahi keramahan"

-Marcus Aurelius (Mediations)


Foto tanaman tomat:

karena kemarin tomat saya mati,saya memutuskan untuk membelinya lagi,dan mendapatkan yang lumayan besar,padahal saya berniatan mencari yang lumayan kecil,saya juga memindahkan nya ke tempat yang lebih kecil agar lebih mudah dipindahkan.


Refleksi harini:

Persiapan untuk kegiatan sit-in